-=[ meng HITAM ~ PUTIH kan PELANGI ]=-

-=[Selamat Datang Di blog Sederhana Ini Semoga Anda Senang Dengan Yang Kami Sajikan.!!]=-

Seuntai Salam

Kugoreskan Seuntai Salam penuh kehangatan
menghempaskan angin kedukaan
Melantun seiring nyanyian hati
Bergemuruh bersama sang waktu

Mencari onggokan kata-kata indah di Samudera
Bagai menyusuri Lautan yang paling dalam
Mencoba merangkai sederet puisi
Bagai menyusun ungkapan hati yang paling indah

Tatkala mentari berkejaran dengan rembulan
Apakah engkau akan tetap di sana?
Menunggu hingga kutuangkan bait-bait yang memenuhi otakku
Seakan ingin keluar dan menumpahkannya?

Karena kutetap menyulam kata
Cermin rasa dan keasaanku
Menampar semua keangkuhanku
Dan membiarkan baitku mengisi jagat raya

Tampilkan postingan dengan label setulusnya. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label setulusnya. Tampilkan semua postingan

Tidak mengikuti kemusyrikan yang dilakukan orangtua.



Jika sala seorang atau kedua ibu-bapak melakukan kemusyrikan, atau mengajak kalian berbuat musyrik, maka kalian harus beristiqamah beragama Islam dan tidak perlu menta'ati ibu-bapak kalian.

Dalam Al-Qur'an Surat Luqman ayat 15 ditegaskan: Dan jika kedua ibu-bapak memaksamu untuk mempersekutukan dengan Aku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu (mengajak berbuat musyrik), maka janganlah kamu mengikuti keduanya. Tetapi pergaulilah keduanya di dunia dengan baik; dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku, ...

Jadi, kita tetap berbuat baik dalam urusan-urusan duniawi, seperti berbicara halus dan sopan, membawanya ke dokter bila sakit, dan memberinya uang belanja (jika kita sudah kerja).

Tapi dalam hal kemusyrikan kita tidak mentaatinya, walau akibat ketidak-ta'atan itu membuat susah ibu-bapak kita. Murka orangtua yang disebabkan hal itu tidak membuat kita berdosa, malah kita mendapat pahala karena sikap istiqamah kita

AKHLAQ TERHADAP RASULULLAH SAW


Membaca Shalawat dan Salam
Shalawat berikut paling sering kita dengar, malah sudah menjadi iklan sebuah bank swasta. Shalawat ini dilantunkan secara indah oleh Emha Ainun Najib dan sering dibacakan (secara bersama) oleh da'i kondang, Zainuddin MZ, ketika memulai ceramahnya.
Shalatullah, salamullah
'Ala Thaha Rasulillah
Shalatullah, salamullah
'Ala Yasin habibillah
Semoga Allah menganugerahkan

kesejahteraan dan keselamatan
kepada Thaha (Nabi Muhammad) Rasulullah
Semoga Allah menganugerahkan kesejahteraan dan keselamatan kepada Yasin
(Nabi Muhammad) kekasih Allah

Ketika Nabi Saw tiba di Yatsrib (Madinah), kaum Anshar menyambut kedatangan Nabi dan rombongan Muhajirin dengan melantunkan lagu pujian bagi Nabi Muhammad Saw.

Thala'al-Badru 'alaina
Min Tsaniyyatil-Wada'
Wajabasy-Syukru 'alaina
Madama lillahi Da'
Ayyuhal Mab'utsu fina
Ji'ta bil-Amril-Mutha'
Ji'ta Syarraftal-Madinah
Marhaban ya Khaira Da'

Telah datang rembulan pada kita
Dari celah bukit Wada'
Diwajibkan syukur atas kita
Sebanyak pujian bagi Sang Pencipta
Wahai yang diutus bagi kita
Engkau datang membawa perintah dari Tuhanmu
Engkau datang muliakan kota Madinah
Selamat datang, wahai sebaik-baik penyeru

Jadi, amal (akhlaq) pertama yang dapat kita lakukan bagi Nabi Muhammad Saw adalah membaca shalawat dan salam.

Perintah ini didasarkan pada Al-Qur'an Surat Al-Ahzab ayat 56: "Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi.

Hai orang-orang yang beriman, hendaklah kalian bershalawat untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan baginya. " Bacaan shalawat yang paling enteng dan paling sering kita baca-misalnya ketika sedang salat (tasyahud)-adalah

"Allahmma Shalli 'ala Muhammad wa Ali Muhammad."
(Ya Allah, limpahkanlah shalawat atas Nabi Muhammad dan keluarga Nabi Muhammad).

Ada juga yang menambahkan Sayyidina sebelum disebut nama Muhammad. Adapun bacaan salam penghormatan bagi Muhammad Saw adalah :

"Assalamu 'alaika Ayyuhan-Nabiyyu wa Rahmatullahi wa barakatuh".

Oleh karena itu, setiap dibacakan atau terdengar sebutan Nabi Muhammad,
kita dianjurkan untuk membaca shalawat dan salam: Shallallahu 'alaihi wa Sallam (shalawat dan salam baginya); atau yang lebih lengkap lagi Shallallalu 'alaihi wa 'Alihi wa Sallam (shalawat dan salam baginya dan bagi keluarganya).

Anjuran membaca shalawat atas keluarga Nabi Muhammad Saw didasarkan pada sabdanya: "Janganlah kalian bershalawat untukku dengan shalawat
buntung."

Para sahabat bertanya: "Ya Rasulullah, apa yang dimaksud dengan shalawat buntung?"

Beliau menjawab: "Kalian hanya mengucapkan Allamumma Shalli 'ala Muhammad, lalu berhenti disitu, tidak melanjutkannya dengan wa 'Ali Muhammad" (dan bagi keluarga Muhammad).

Bagi kamu yang mau mendalami hal ini, silahkan baca buku Keutamaan Keluarga Rasulullah Saw, karya K.H. Abdullah bin Nuh, terbitan CV Toha Putra Semarang. Para ahli ibadah, biasa membaca shalawat berikut: "Allahumma shalli 'ala Muhammad wa ali Muhammad" sebanyak seratus kali sesudah shalat maghrib dan seratus kali sesudah shalat subuh. Dalam berbagai kesempatan pun mereka selalu membacakan shalawat tersebut. Termasuk shalawat-shalawat khusus yang sesuai dengan keadaan. Misal, ketika sedang menghadapi banyak kebutuhan, mereka membacakan shalawat nuriyah atau shalawat tafrijiyah. Dan terutama lagi shalawat dibacakan ketika menyertai do'a, baik di awal, di tengah, ataupun di akhir doa. Kata Sayidina Ali bin Abi Thalib k.w.: "Seseorang yang berdo'a tanpa disertai dengan shalawat, maka do'a orang yang bersangkutan tidak akan didengar oleh Allah Sang Mujibas Sa-ilin".

Tawakkal kepada Allah



Allah Swt memberikan pujian terhadap hamba-hamba-Nya yang suka bekerja keras. Terhadap orang yang belajar disediakannya surga (Al-Hadits). Malah Allah Swt mengangkat orang-orang yang beriman dan berilmu beberapa derajat. Jadi, bekerja keras merupakan akhlak yang terpuji. 

Tapi, adakalanya kita tidak sampai kepada cita-cita yang kita inginkan. Padahal kita sudah beberapa kali mengulangnya pekerjaan itu. Misal, Anda ikut UMPTN hingga tiga kali memilih universitas dan jurusan yang Anda cita-citakan. Anda pun sudah belajar secara sungguh-sungguh. Malah Anda ikut bimbingan belajar dengan mendatangkan guru privat les atau di pusat-pusat Bimbingan Belajar yang bagus. Tapi hasilnya tetap saja Anda tidak lulus. Tentu saja Anda kecewa. Dengan mengikuti gejolak emosimu, mungkin Anda akan mengatakan "penilaian dalam UMPTN tidak objektif", "terlalu banyak peserta yang melakukan KKN", Anda tentu atau kata-kata apa saja yang menunjukkan kebobrokan sistem UMPTN menurut persepsi Anda. boleh saja kecewa, itu manusiawi. Tapi Anda perlu mengembalikan semua kegagalan Anda kepada Allah Swt dengan jalan tawakkal.

Ada pepatah yang sangat bagus: "kegagalan adalah keberhasilan yang tertunda". Dan memang, dalam ajaran Islam, semua yang kita kerjakan dengan sungguh-sungguh tapi gagal, sebenarnya tidak gagal. Justru Allah Swt akan memberikan jalan lain yang lebih baik dan lebih cocok bagi jiwa kita. Banyak sekali orang yang memaksakan kehendaknya dengan cara-cara yang haram sekalipun. Benar, untuk tahap awal yang dia tuju ia berhasil.

Misal, berhasil lulus di Kedokteran melalui jasa Joki. Tapi mereka gagal di perguruan tingginya, karena sebenarnya bidang dan perguruan tinggi yang dipilihnya itu tidak cocok. Karena itulah, tawakkal adalah satu sikap yang cerdas dan dewasa, pilihan bagi umat yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir.

Dalam Al-Qur'an diungkapkan, yang artinya: "Barangsiapa bertawakkal kepada Allah, maka Dia akan memberikan kecukupan kepadanya. (QS At-Thalaq, 2)

TINDAKAN AKHLAQI DAN TINDAKAN ALAMI II

Dalam perspektif Ulama Persia yang non-sektarian ini tindakan akhlaqi hanyalah tindakan-tindakan yang bersifat "ikhtiyari", yakni tindakan-tindakan yang diusahakan dengan penuh kesungguhan. Adapun tindakan-tindakan yang "alami", sebagaimana sebagian tindakannya dilakukan oleh binatang, tidak termasuk ke dalam tindakan akhlaqi.

Seorang ibu yang mennyusukan bayinya bukanlah merupakan perbuatan akhlaqi, karena kambing dan sapi pun melakukannya. Demikian juga kedua orangtua - ibu dan bapak - yang mengasihi putera-puterinya bukanlah perbuatan akhlaqi karena binatang pun, malah harimau dan singa yang galak pun mengasihi anak-anaknya.

Seorang ibu dikatakan melakukan perbuatan akhlaqi manakala ia mendengar tangisan bayi orang lain, kemudian memungut dan menyusukannya. Dan para orangtua atau siapa saja orang-orang yang dewasa dipandang melakukan perbuatan akhlaqi manakala mereka mengasihi anak-anak yatim dan orang-orang miskin.

Seorang kaya-raya yang membayar zakat dan memberi makan di hari kelaparan pun bukan merupakan tindakan akhlaqi, karena perbuatan ini bagi orang yang kaya-raya adalah perbuatan yang diwajibkan. Mereka dipandang melakukan perbuatan yang akhlaqi manakala meng-infaq-kan hartanya di luar kewajiban-kewajibannya; mungkin dengan memberi kehidupan kepada para ulama, membelikan kitab-kitabnya, memberikan beasiswa kepada para pelajar, memberikan modal usaha dan pelatihan manajerial bisnis kepada keluarga yang miskin, dan lain sebagainya yang dikategorikan sebagai tindakan perberdayaan orang-orang miskin.

Ibadah-ibadah wajib, seperti shalat lima waktu, puasa di bulan Ramadhan, zakat, dan hajji bagi orang yang mampu, Mengapa bukanlah perbuatan-perbuatan akhlaqi.

Jawabannya: Karena perbuatan menyembah Allah serta melakukan keta'atan kepada-Nya merupakan perbuatan-perbuatan alami, seperti halnya makan ketika lapar dan minum ketika haus. Hanya manusia brengsek, bejad moral, yang tidak mengerti akan hal ini.

Bukankah Al-Qur'an sendiri mengungkapkan, bahwa suka ataupun tidak suka semua makhlaq tunduk kepada Kekuasaan-Nya ?!

Beda halnya dengan shalat-shalat sunnah, puasa-puasan sunnah, dan hajji serta umrah ke sekian kalinya, terlebih-lebih infaq dan shadaqah di luar kewajiban, itu semua merupakan tindakan-tindakan akhlaqi yang sangat dipuji oleh Allah Swt.

Namun demikian, walau bukan tindakan akhlaqi, tindakan-tindakan atau amal-amal wajib yang kita lakukan tetap diberi pahala oleh Allah Swt. Semoga kita dapat meningkatkan tindakan akhlaqi !

TINDAKAN AKHLAQI DAN TINDAKAN ALAMI

Kata "akhlaq" sudah tidak asing lagi terdengar setiap saat. Secara umum, yang kita dengar sehari-hari di masyarakat, kata akhlaq mengacu kepada tindakan-tindakan yang bernilai, berharga, bermanfaat, bermoral, beretiket, dan segala tindakan yang dapat dikategorikan sebagai perbuatan-perbuatan yang "baik".

Apakah seorang ibu yang bangun di tengah malam karena mendengar rintihan bayinya yang masih mungil kemu-dian menetekkannya merupakan tindakan akhlaqi?
Tanpa ragu-ragu, hampir setiap orang membenarkannya.

Apakah seorang ayah yang bekerja keras seharian tanpa mengenal siang ataupun malam, panas ataupun hujan, untuk mencari sesuap nasi bagi istri dan anak-anaknya merupakan tindakan akhlaqi?
Tanpa ragu-ragu, hampir semua orang meng-ya-kannya.

Dan apakah shalat lima waktu dan ibadah-ibadah wajib lainnya yang dikerjakan oleh orang-orang muslim, di saat sehat ataupun sakit, di saat tinggal di rumah ataupun sedang dalam perjalanan, dalam keadaan segar-bugar ataupun lelah, merupakan tindakan-tindakan akhlaqi?
Terhadap pertanyaan ini pun semua orang mengamininya.

Apakah jawaban kebanyakan orang itu benar ditinjau dari sudut Ilmu Akhlaq?

Nah, nanti dulu!

Ilmu Akhlaq membedakan perbuatan-perbuatan akhlaqi dengan perbuatan-perbuatan alami.

Adalah 'Alamah Murtadha Muthahhari yang membahas persoalan ini secara panjang-lebar dalam kitabnya FALSAFAH AKHLAK.

Karenamu


Luruh rindu menderu dalam kalbu..


Bagai debu tersapu angin yang melaju..


 
Rindu menelusup ke aliran darah yang berpacu..


Menggetarkan nadi bagai lindu..


 
Mencairkan hati yang membeku..


Semua karenamu.. 

Jika Kaucium


maka jika kaucium punggung jari tanganku, kakukira aku akan
berbusung dada bagai sesat hati si raja dungu yang lupa siapa
berdiri di belakang tabir putih nurani rakyatnya?
siapa, kautahu. Siapa?
atau kausangka aku segera berpikir hal cengeng menang kalah perang?
dan meledakkan gemerincing belenggu serta lagu pahit seorang budak belian?
ataukah terhalang kekhusyukanmu oleh kesombongan dungu tentang harga
topeng manis dari rasa malu yang diam-diam, serta tentang kemerdekaan?
kemerdekaan! betapa perkasa nyanyi kemerdekaan!
o, mimpi kisruh kemanusiaan! - ingatlah bahwa kita tak bisa
lepas terbang seperti burung-burung
sambil memiliki bening dan mutlaknya cinta, tanpa diganggu
akal yang sok dan liku nasib yang licik
dan apa sih harga? kebanggaan-kebanggaan tercecer di pinggir jalan?
pembelaan setiap kali kepergok dan kedodoran atau pisau yang keliru ditikamkan?
sungguh tak pantas mukanya nongol dalam tuntas keringat
kita dan jangan sekali-kali menghambat gemuruh darah yang tegang bersenyawa
Perempuanku! - itu isyarat Tuhan
penderitaan adalah perlambang
di sisi seribu kebetulan dan hal-hal remeh yang mengisyaratkan
kukira sang penjaga di ubun
di kaki
di punggung
di pundak
di kedua tangan
dan segenap ruang, menyeretku
begitu saja, sambil memberiku rasa sakit
yang sama denganmu!
kemudian tumbuh semacam dahaga
kekeringan di tenggorokan jiwaku
yang hanya basah oleh liurmu
dan apa artinya merdeka? jika ia tak bebas
mencari wujudnya!

                                                                         Dr. Emha Ainun Nadjib

BantulahAku Melawan Nafsuku


TELAH aku lawan nafsuku setiap waktu
Aku cuba berkali-kali, aku kalah lagi
Aku tidak putus asa, aku lawan lagi
Namun aku kalah juga
Tuhan, bantulah aku
mudahkan aku melawan nafsu
Aku tetap melawannya, ia tuntutan fardhu
Agar aku tidak terhalang menuju-Mu
Tolonglah aku Tuhan, kasihanilah aku
Kalau Engkau biarkan aku, aku akan berterusan
ke lembah dosa
Tuhan, nafsuku selalu mengganggu aku
Dia bekerjasama dengan syaitan terkutuk
Setiap hari ia memusuhi aku
Bila aku ingin mentaati-Mu
Tuhan, bantulah aku
Tuhan, kasihanilah aku
Jangan biarkan aku keseorangan
menghadapi syaitan dan nafsu
Aku ingin mentaati-Mu, aku ingin keredhaan-Mu
Kalau Engkau biarkan aku, aku akan kecewa nanti
Tuhan, aku akan mencuba lagi melawan nafsu
Dengan bantuan-Mu dan rahmat-Mu
Aku tidak akan berputus asa
Aku tetap berjuang dengan mengharapkan
bantuan dari-Mu
                                                             Dr. Hj Ashaari Muhammad

Senyum murni


Senyum manismu nan berarti..


Bertahta dalam angan nan abadi..


Bernilai luas dalam hati..
 
Senyum yang pasti..


Bak embun yang sejukkan pagi..


Bak mentari yang hangatkan isi hati..
 
Senyummu adalah senyum murni..

 

Telaga Rindu


Segunung rindu mencengkram syahdu..


Menyimpan rasa sepenuh waktu..
 
Setiap kupandang matamu..


Kulihat telaga bening di matamu..


Telaga yang meneduhkan hatiku..


Menyiram air yang membangkitkan hidupku.
 
Telaga rindu.. 

Indah tuturmu


Tutur indah bahasa yang kau ucap saat berbicara..


Menyirnakan segala gundah yang terasa..
 
Salam yang kau ucap saat berjumpa..


Menyapa jiwa yang dalam terasa..
 
Satu kata darimu adalah penyemangat jiwa..


Pembangun rasa… 

Menjaga Lisan


التصفية
…karena kesempurnaan ibadah adalah kebaikan lisan....
Salah satu aspek pembahasan akhlakul karimah adalah menjaga lisan dan memperhatikan adab dalam berbicara. Para ulama telah menulis tentang pentingnya menjaga lisan sekaligus memperingatkan bahwa ni’mat Allah ini bisa berubah menjadi bala bencana bagi pemiliknya. Nah… ne ada sikit cerita yang moga” ada hikmah nya..”Penulis pernah mendapatkan cerita dari saksi mata obrolan antara seorang  ikhwan yang sudah ngaji dengan seorang awam yang sebelumnya tidak pernah saling bertemu. Orang awam tadi membuka obrolannya dengan kekagumannya akan perkembangan pembangunan fisik kota tempat mereka berdua tinggal yang begitu cepat dan maju. Namun ikhwan tadi langsung menangkis, “Ya itukan cuma lahiriahnya saja. Tapi kalau kita lihat jiwa-jiwa penduduknya, ternyata kosong dan rapuh!” Begitu mendengar balasan lawan bicaranya, muka orang awam tadi langsung berubah dan terdiam. Kita bukan sedang meragukan niat baik ikhwan tadi, namun tidakkah ada kata-kata yang lebih santun…..” selesai penjelasan dari kisah tersebut kita  diingatkan tentang pelajaran yang sering kita lupakan bahwa tujuan tidaklah menghalalkan segala cara...dan kita salafiyyun tidaklah melegitimasi perbuatan tercela dengan alasan niat baik…semoga Allah menunjukkan kita jalan yang lurus dan mengampuni dosa-dosa kita. Amin
Demikian pula kita nak coba jelaskan keterkaitan kemuliaan akhlak dengan kesantunan berbicara dan memilih kata-kata yang baik. Mari kita kutip, “Sabda Nabi shallallahu alaihi wa sallam
من كا ن يؤمن با الله و اليوم الآ خر فلا يؤ ذ جا ر ه و من كا ن يؤمن با الله واليوم الآ خر فليكرم ضيفه من كا ن يؤمن با الله و اليوم الآ خر فليقل خيرا أو ليصمت
“Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir maka janganlah ia mengganggu tetangganya dan barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir hendaklah dia memuliakan tamunya, dan barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir hendaknya dia berkata baik atau diam ( Bukhari dan Muslim)
لا إ يما ن لمن لا أ ما نة له
“Tidak ada keimanan bagi orang yang tidak amanah” ( HR Ahmad 3 dengan sanad yang hasan)
Karena memang tidaklah seseorang menjaga lisannya kecuali karena keyakinanannya akan adanya malaikat Allah yang mencatat seluruh amalannya dan akan dihisab oleh Allah pada hari kiamat kelak. Demikian juga tidaklah seseorang memuliakan tamunya kecuali karena imannya yang kuat bahwa allah akan membalas kebaikannya. Demikian pula tidaklah seseorang menjaga amanah kecuali karena imannya yang kuat dan keyakinannya bahwa Allah akan meminta pertanggungjawabannya pada hari kiamat kelak.
Sebaliknya jika ada orang yang berbicara tidak terkontrol, tidak dia pikirkan dampak buruk ucapannya, bisa jadi akan menyebabkan banyak keburukan atau menyakiti hati orang lain, ini menunjukkan bahwa imannya kurang… meskipun ia menghapal matan hadits ini…ilmunya itu hanya sekedar hiasan bibir tanpa ada penerapan(icon15me – 2004)
Penjelasan diatas adalah pelajaran berharga terutama bagi yang senantiasa memperhatikan adab ketika  berbicara. Hendaknya kita senantiasa menanamkan taqwa kepada Allah dalam setiap aktivitas termasuk dalam berbicara. Kesantunan dalam berbicara bagi seorang adalah modal yang wajib dimiliki. Semoga Allah menganugerahkan kita kekuatan untuk mengendalikan lisan kita. Kita tidak menginginkan menjadi syaithon yang bisu ketika ada kekufuran…kesyirikan atau bahkan ada ketidak teraturan di lembaga dakwah kita..kita dituntut untuk berbicara…namun perhatikanlah adab dalam berbicara…tegas terhadap keburukan dan ketidakteraturan namun santun dan memperhatikan adab ketika berbicara… tentu saja hal ini memerlukan ijtihad kita dalam meraih kemuliaan akhlak..
MENJAGA LISAN AGAR SELALU BERBICARA BAIK
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dan Katakanlah perkataan yang benar, Niscaya Allah memperbaiki bagimu amalan-amalanmu dan mengampuni bagimu dosa-dosamu. dan barangsiapa mentaati Allah dan Rasul-Nya, Maka Sesungguhnya ia Telah mendapat kemenangan yang besar.” [Qs. al Ahzab : 70-71]
Dan firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:
“Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purba-sangka (kecurigaan), Karena sebagian dari purba-sangka itu dosa. dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang.” [Qs. al Hujurat : 12]
Juga firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:
“Dan Sesungguhnya kami Telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang dibisikkan oleh hatinya, dan kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya, (yaitu) ketika dua orang malaikat mencatat amal perbuatannya, seorang duduk di sebelah kanan dan yang lain duduk di sebelah kiri. Tiada suatu ucapanpun yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya malaikat Pengawas yang selalu hadir.” [Qs. Qaaf : 16-18]
Dan firman Allah Subhanahu wa Ta’ala lagi:
“Dan orang-orang yang menyakiti orang-orang yang mukmin dan mukminat tanpa kesalahan yang mereka perbuat, Maka Sesungguhnya mereka Telah memikul kebohongan dan dosa yang nyata.” [Qs. al Ahzab : 58]
Dalam Shahih Muslim, hadits dari Abu Hurairah Radhiallahu ‘anhu bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
أَتَدْرُوْنَ مَا الغِيْبَةُ ؟ قَالُوْا : الله وَرَسُوْلُهُ أَعْلَمُ ، قَالَ: ذِكْرُكَ أَخَاكَ بِمَايَكْرَهُ ، قِيْلَ: أَفَرَ أَيْتَ إِنْ كَانَ فِيهِ مَا تَقٌوْلُ فَقَدْ اغْتَبْتَهُ ، وَإِنْ لَمْ يَكُنْ فِيْهِ فَقَدْ بَهَتَّهُ
“Apakah kalian tahu apa itu ghibah (menggunjing)?” Para sahabat menjawab: “Allah dan Rasul-Nya yang lebih tahu.” Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Engkau menyebut perihal saudaramu sesuatu yang tidak disukainya.” Lalu beliau ditanya: “Bagaimana jika apa yang aku ceritakan tersebut terbukti ada padanya?” Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab: “Jika terbukti apa yang engkau sebutkan ada padanya, maka sesungguhnya engkau telah mengghibahinya (menggunjingnya), dan jikalau tidak terdapat padanya maka sesungguhnya engkau telah berbuat kebohongan terhadapnya (memfitnahnya).”
Dan Allah Subhanahu wa Ta’ala telah berfirman:
وَلاَتَقْفُ مَالَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ ، إِنَّ السَّمْعَ وَالبَصَرَ وَالفُؤَادَ كُلُّ أُوْلََئِكَ كَانَ عَنْهُ مَسْئُوْلاً
“Dan janganlah kamu mengikuti sesuatu yang kamu tidak memiliki ilmu tentangnya, sesungguhnya pendengaran dan penglihatan serta hati, masing-masing itu akan diminta pertanggung jawabannya.” [Qs. al Israa’ : 36]
Dan diriwayatkan dari Abu Hurairah Radhiallahu ‘anhu, ia berkata: Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallambersabda:
إِنَّ الله يَرْضَ لَكُمْ ثَلاَثاً وَيَكْرَهُ لَكُمْ ثَلاَثًا، يَرْضَ لَكُمْ أَنْ تَعْبُدُوْهُ وَلاَتُشْرِكُوْا بِهِ شَيْئًا، وَأَنْ تَعْتَصِمُوْا بِحَبْلِ اللهِ جَمِيْعًا وَلاَ تَتَفَرَّقُوْا، وَيَكْرَهُ لَكُمْ قِيْلَ وَقَالَ، وَكَثْرَةَ السُّؤْالِ، وَإِضَاعَةَ الْمَالِ
“Sesungguhnya Allah meridhai bagi kalian tiga perkara dan membenci untuk kalian tiga perkara, ia meridhai bagi kalian bahwa kalian menyembah-Nya dan tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu apapun, dan bahwa kalian berpegang teguh dengan tali (agama) Allah, dan jangan kalian berpecah-belah, dan ia membenci untuk kalian suka membicarakan orang lain, dan banyak bertanya, dan menyia-nyiakan harta.” [HR. Muslim, ]
Dan diriwayatkan juga tentang tiga perkara yang dibenci tersebut dalam shahih al Bukhari, hadits dan Imam Muslim.
Diriwayatkan Abu Hurairah Radhiallahu ‘anhu dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam:
كُتِبَ عَلَى ابْنِ آدَمَ نَصِيْبُهُ مِنَ الزِّنَا، مُدْرِكُ ذَلِكَ لاَمَحَالَةَ، فَالْعَيْنَانِ زِيْنَاهُمَا النَّظَرُ، وَالْأُذُنَانِ زِيْنَاهُمَا الاسْتِمَاعُ، وَاللِّسَانُ زِيْنَاهُ الْكَلاَمُ، وَاليَدُّ زِيْنَاهَا الْبَطْشُ، وَالرِّجْلُ زِيْنَاهَا الخُطَا، وَالقَلْبُ يَهْوَى وَيَتَمَنَّى، وَيُصَدِّقُ ذَلِكَ الْفَرْجُ وَيُكَذِّبُهُ
“Telah ditentukan atas setiap anak Adam bagiannya dari zina, ia akan mendapati hal yang demikian tanpa bisa dielakkannya. Mata zinanya adalah melihat, telinga zinannya adalah mendengar, lidah zinannya adalah berucap, tangan zinanya adalah meraba, kaki zinanya adalah melangkah, dan hati yang berkehendak dan yang menginginkan. Dan yang membenarkan atau yang mendustakannya adalah kemaluan.” [HR. al Bukhari, hadits dan Muslim, hadits dan ini adalah lafazh Muslim]
Imam al Bukhari telah meriwayatkan dalam shahihnya, hadits dari ‘Abdullah bin ‘Umar Radhiallahu ‘anhudari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
اَلْمُسْلِمُ مِنْ سَلِمَ الْمُسْلِمُوْنَ مِنْ لِسَانِهِ وَيَدِهِ
“Orang muslim adalah orang yang selamat Muslim lainnya dari gangguan lisan dan tangannya.”
Dalam riwayat Imam Muslim hadits dengan lafazh:
إِنَّ رَجُلاً سَأَلَ رَسُوْلَ الله  s : أَيُّ الْمُسْلِمِيْنَ خَيْرٌ؟ قَالَ : مَنْ سَلِمَ المُسْلِمُوْنَ مِنْ لِسَانِهِ وَيَدِهِ
“Ada seorang lelaki yang bertanya kepada Rasulullahu Shallallahu ‘alaihi wa sallam : ‘Siapa orang muslim yang terbaik? ‘Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab: ‘Orang yang selamat muslim lainnya dari gangguan lisan dan tangannya.”
Imam Muslim meriwayatkan pula dari Jabir , hadits dengan lafazh yang sama dengan hadits ‘Abdullah bin ‘Umar yang disebutkan oleh Imam al Bukhari.
Dari semua ini, dapatlah kita simpulkan bahwa lisan lebih bersifat umum bila dibandingkan dengan tangan, karena lisan bisa membicarakan kejadian yang sudah berlaku, sekarang, dan yang akan datang, berbeda dengan tangan, boleh jadi ia bisa ikut serta membantu lisan dalam hal yang demikian dengan tulisan, sehingga ia mempunyai andil yang cukup besar dalam hal tersebut.”
Senada dengan makna ini perkataan seorang penya’ir;
Aku tulis, sesungguhnya aku yakin pada hari penulisanku.
Bahwa tangan akan sirna sementara goresannya akan kekal.
Jika tulisan itu baik, maka akan dibalas dengan semisalnya.
Dan jika tulisan itu jelek, aku akan menanggung akibatnya.
Imam al Bukhari meriwayatkan dalam shahihnya hadits dari sahl bin Sa’ad dari Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Beliau bersabda:
مَنْ يَضْمَنُ لِيْ مَابَيْنَ لِحْيَيْهِ وَمَا بَيْنَ رِجْلَيْهِ أَضْمَنُ لَهُ الْجَنَّةَ
“Barangsiapa yang mampu menjamin bagiku apa yang ada diantara dua jenggot dan dua kakinya, aku jamin untuknya surga.”
Yang dimaksud dengan “apa yang ada diantara dua jenggot dan dua kaki” adalah lidah dan kemaluan.
Imam al Bukhari meriwayatkan lagi dalam shahihnya hadits  dan Imam Muslim ,hadits dari Abu Hurairah ia berkata: Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
مَنْ كَانَ يُؤْ مِنُ بِاللهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ فَلْيَقُلْ خَيْرًا اَوْلِيَصْمُتْ
‘Barangsiapa yang beriman dengan Allah dan hari akhirat hendaklah ia mengucapkan perkataan yang baik atau hendaklah ia diam.”
Imam an-Nawawi mensyarah hadits di atas sebagai berikut: Imam Asy-Syafi’i berkata: Makna hadits tersebut adalah apabila ia ingin berbicara maka hendaklah ia pikir terlebih dulu. Apabila ia melihat tidak akan membawa mudharat baru ia bicara. Dan apabila ia melihat bisa membawa mudharat atau ia ragu-ragu apakah membawa mudharat atau tidak, maka lebih baik ia diam.”
Bersambung Insya Allah
(icon15me - cold-streaks/2011)

Tersenyumlah



Selamat pagi..


Tersenyumlah dengan senyum manismu hari ini..
 
Karena senyummu lebih sejuk dari pada udara pagi..


Karena senyummu lebih hangat daripada mentari pagi..


Karena senyummu dapat menyegarkan suasana..
 
Tersenyumlah..

Karenamu


Kau diciptakan nyata dihadapanku..


Kau injak bumi ini dengan langkahmu..
 
Kau sibakkan tirai yang menutup hatiku..


Kau terangi hatiku lewat jendela hatimu..
 
Kau luluhknn kebisuan yang membungkam diriku..
 
Karenamu… 

setulusnya

Wahai pujaan..


Rasa yang tiba dari relung hati memilihmu sebagai pujaan hdupku..
 
Aku pun tak sanggup mengelaknya..


Karena sejujurrnya jiwa dan raga ini pun merestuinya..


Setulusnya kau adalah pujaan hatiku.. 

Reading Al-Qur'an