-=[ meng HITAM ~ PUTIH kan PELANGI ]=-

-=[Selamat Datang Di blog Sederhana Ini Semoga Anda Senang Dengan Yang Kami Sajikan.!!]=-

Seuntai Salam

Kugoreskan Seuntai Salam penuh kehangatan
menghempaskan angin kedukaan
Melantun seiring nyanyian hati
Bergemuruh bersama sang waktu

Mencari onggokan kata-kata indah di Samudera
Bagai menyusuri Lautan yang paling dalam
Mencoba merangkai sederet puisi
Bagai menyusun ungkapan hati yang paling indah

Tatkala mentari berkejaran dengan rembulan
Apakah engkau akan tetap di sana?
Menunggu hingga kutuangkan bait-bait yang memenuhi otakku
Seakan ingin keluar dan menumpahkannya?

Karena kutetap menyulam kata
Cermin rasa dan keasaanku
Menampar semua keangkuhanku
Dan membiarkan baitku mengisi jagat raya

Tampilkan postingan dengan label keindahan. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label keindahan. Tampilkan semua postingan

Akhlak terhadap ibu-bapak yang sudah meninggal



Berbuat baik terhadap kedua ibu-bapak tidak terbatas ketika mereka masih hidup saja, melainkan terus dilakukan walaupun mereka telah meninggal dunia. Adapun hal-hal yang perlu dilakukan setelah kedua ibu-bapak kalian meninggal dunia adalah:

1.Memohon maghfirah dan rahmat Allah. Ketika seseorang meninggal dunia, maka seluruh amalan-amalannya terputus kecuali (di antaranya) "anak yang shaleh yang selalu mendo'akan ibu-bapaknya." Nah, do'a anak untuk kedua ibu-bapaknya akan dikabulkan oleh Allah Swt. Jadi, permohonan pengampunan dan Rahmat Allah tidak sebatas ketika kedua ibu-bapak masih hidup. Setelah mereka meninggal dunia pun kita perlu

memohon maghfirah dengan bacaan yang sama, seperti telah disebutkan di atas, yaitu:
Rabbighfir li wa li walidayya warhamhuma kama Rabbayani shaghira.
(Ya Rabbi! Ampunilah aku dan kedua orang ibu-bapaknya, dan kasihanilah mereka berdua sebagaimana mereka mengasihaniku di waktu kecilku).

Rabbighfir li wa li walidayya wa lil mu'minina yauma yaqumul hisab.
(Ya Rabbi! Ampunilah aku, kedua ibu-bapakku, dan orang-orang yang beriman pada Hari Perhitungan (Hari Akhir)."


2.Menyambungkan silaturahmi dengan sahabat ibu-bapak kita. Tentu kalian tahu siapakah sahabat-sahabat ibu dan ayah kalian. Nah, kunjungilah mereka dan berbuat baiklah terhadap mereka, sebagaimana ibu dan ayah kalian yang telah berbuat baik terhadap mereka. Dengan berbuat demikian maka sahabat-sahabat ibu dan ayah kita tidak merasa terlalu kehilangan sahabatnya. Demikian juga kita pun tidak terlalu merasa kehilangan orangtua, karena sahabat-sahabat kedua orangtua kita masih dekat dengan kita.

3.Membayarkan utang-utang ibu-bapak kita. Mungkin saja ibu dan ayah kalian punya utang kepada sahabatnya atau kepada siapa saja. Salah satu factor penghalang masuk ke surga, walau seorang syahid (orang yang meninggal fi sabilillah), adalah utang-utang. Mati syahid itu sangat dipuji oleh Allah Ta'ala dan mendapat pahala yang sangat besar. Tetapi bila si syahid itu punya utang, maka pintu surga akan tertutup baginya hingga utang-utangnya itu lunas.

Apakah kalian tega jika kedua ibu-bapak kalian terganjal masuk surga gara-gara mereka punya utang?
Tentu, anak yang baik akan berbuat kebaikan bagi kedua ibu-bapaknya, di antaranya dengan membayarkan utang-utangnya. Demikian juga utang kedua ibu-bapak kepada Allah, kita pun harus melunasinya.
Misal, ibu-bapak kita ber-nadzar (menyatakan niatnya secara terbuka) untuk memberi bea-siswa bagi si Pulan. Tapi amalnya belum terlaksana karena keburu meninggal. Maka kewajiban anak-anaknya untuk memberi bea-siswa bagi si Pulan itu. Jika ibu-bapak kalian punya utang berpuasa, misal ketika berpuasa mereka sakit dan tidak sempat diqadha, maka setelah mereka meninggal dunia kalianlah yang melakukan qadha untuknya.

Tidak mengikuti kemusyrikan yang dilakukan orangtua.



Jika sala seorang atau kedua ibu-bapak melakukan kemusyrikan, atau mengajak kalian berbuat musyrik, maka kalian harus beristiqamah beragama Islam dan tidak perlu menta'ati ibu-bapak kalian.

Dalam Al-Qur'an Surat Luqman ayat 15 ditegaskan: Dan jika kedua ibu-bapak memaksamu untuk mempersekutukan dengan Aku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu (mengajak berbuat musyrik), maka janganlah kamu mengikuti keduanya. Tetapi pergaulilah keduanya di dunia dengan baik; dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku, ...

Jadi, kita tetap berbuat baik dalam urusan-urusan duniawi, seperti berbicara halus dan sopan, membawanya ke dokter bila sakit, dan memberinya uang belanja (jika kita sudah kerja).

Tapi dalam hal kemusyrikan kita tidak mentaatinya, walau akibat ketidak-ta'atan itu membuat susah ibu-bapak kita. Murka orangtua yang disebabkan hal itu tidak membuat kita berdosa, malah kita mendapat pahala karena sikap istiqamah kita

Menghidupkan Sunnah Rasulullah Saw


Menghidupkan sunnah Rasulullah Saw mungkin terlalu abstrak bagi kita yang masih awam. Tapi bagi kaum terpelajar, terutama lagi para ulama, menghidupkan sunnah Rasulullah Saw itu merupakan kewajiban. Terlebih-lebih sunnah Rasul yang terekam dalam kitab-kitab hadits disinyalir banyak yang lemah dan palsu.

Studi kritis atas hadits, baik studi kritis atas metodologi ataupun atas isi/materi hadits, jelas sekali merupakan akhlaq mulia terhadap Rasulullah Saw. Nabi sendiri mewanti-wanti akan munculnya hadits-hadits palsu ini, dengan sabdanya: barangsiapa berdusta atas namaku, maka bersiap-siaplah bertempat tinggal di neraka. Hadits shahih dan populer ini jelas sekali mengisyaratkan pentingnya studi kritis atas hadits.

Berziarah kepada Nabi Saw


Beruntung bagi penduduk Madinah, karena mereka dapat berziarah ke maqam Rasulullah secara berulang-ulang. Bagi kita yang jauh biasanya berziarah ke maqam Nabi penutup itu dilakukan ketika melakukan ibadah haji atau umrah.

Walau demikian, dari jarak jauh - karena ruh suci Rasulullah Saw adalah dekat kita pun dapat berziarah kepadanya, yakni melalui bacaan wirid-wirid ziarah.

Mencintai Keluarga Nabi Saw


Amal (akhlaq) lain bagi Nabi Muhammad Saw adalah mencintai keluarganya.
Dalam Al-Qur'an Surat Asy-Syura ayat 23 disebutkan:
"Katakanlah (hai Muhammad): 'Aku tidak meminta upah kepadamu atas da'wahku selain kasih sayang dalam kekeluargaan'."

Nabi Saw meminta umatnya untuk mencintai keluarganya. Siti Fatimah, putri Nabi Saw, sangat dicinta oleh Nabi yang mulia. Nabi Saw pun meminta kaum beriman untuk mencintai putrinya itu dengan mengatakan: "Siapa yang mencintai Fatimah berarti mencintaiku, dan siapa yang mencintaiku berarti mencintai Allah; dan barangsiapa membenci Fatimah berarti membenciku, dan barangsiapa membenciku berarti membenci Allah." Demikian juga Nabi Saw sangat mencintai kedua cucunya, Hasan-Husein, dan meminta kaum beriman untuk mencintai Hasan-Husein. Sabda Nabi Saw: "Hasan dan Husein adalah dua pemuda pemimpin surga."

Ingin mendalami hal ini? Silahkan baca buku Keutamaan Keluarga Rasulullah Saw yang telah disebutkan di atas. Bacaan shalawat "Allahumma shalli 'ala Muhammad" ditambah "wa ali Muhammad" (dan bagi keluarga Nabi Muhammad) adalah salah satu wujud kecintaan kita kepada keluarga Nabi Saw.

Nabi Saw beserta keluarganya dilarang menerima zakat. Tapi Allah Swt memerintahkan orang-orang beriman untuk memberikan sepertiga khumus bagi keluarga Nabi Saw. Keluarga Nabi, hingga kini, berhak atas shadaqah selain zakat dari orang-orang beriman. Di negeri kita, keluarga Nabi Saw dikenal dengan sebutan Sayyid atau Habib. Masyarakat kita sudah terbiasa menghormati mereka, juga memberikan shadaqah pada mereka.

Haya' / malu


Bedakan antara "malu" dan "pemalu". Kita perlu memiliki sifat "malu", tapi jangan menjadi pemalu. Sifat yang terakhir (pemalu) sering berkonotasi negatif, misalnya malu melewati jalan sempit yang di kiri-kanannya banyak orang nongkrong; malu bertanya kepada guru; dan malu mengaji.

Dalam sebuah hadits disebutkan:
"alhaya-u syu'batu minal iman" (Malu itu sebagian dari iman).

Malu di sini adalah malu terhadap Allah Swt, seperti malu berbuat maksiat dan kejahatan. Ketika akan berbuat nakal, kita malu kepada Allah karena Dia selalu mengawasi kita. Ketika mau mencuri, berbuat curang, dan korupsi, kita pun malu karena Allah Maha Melihat kita.

Syukur ni'mat


Pernahkah Anda menghitung, berapa banyak sih ni'mat yang Allah berikan bagimu?
Taruhan, pasti Anda tidak mampu menghitungnya, karena saking banyaknya kenikmatan yang kita terima.

Anda tentu tahu HO2 yang dihirup setiap saat, setiap detik, setiap kali kita bernafas. Itu semua gratis, bukan?.

Ya, itu semua dari Allah Swt. Coba kalau kita harus membeli oksigen, berapa ratus juta rupiah uang yang harus kita keluarkan. Dan jarang sekali orang yang punya uang sebanyak itu. Lihat saja orang yang pergi ke luar angkasa, atau yang mau menyelam ke dasar lautan, mereka semua membawa tabung HO2. Dan ini hasil pembelian, tidak gratis. Berapa sih harga setabungnya? Cukup mahal! Nah, siapa yang menciptakan dan memberikan HO2 secara gratis itu? Allah Subhanahu wa Ta'ala. Masya Allah, pernahkah kita menyadari anugerah Allah yang sangat besar itu.

Apakah kita pernah menyampaikan rasa syukur atas ni'mat yang sangat besar itu? Bila belum, mulailah dari sekarang kita ungkapkan rasa syukur itu dengan mengucapkan: alhamdulillah atau subhanallah.

Malah kata Ibn Arabi (ulama dan filosof Islam), kita wajib mengungkapkan rasa syukur kita sebanyak dua kali setiap kita bernafas: satu kali ketika menarik nafas, dan satu kali lagi ketika mengeluarkan nafas. Ya, bagi orang-orang mu'min yang selalu berusaha mendekatkan diri kepada Allah dengan sedekat-dekatnya, mareka selalu melakukan syukur demikian. Bagi kita, paling tidak kita perlu mengucapkan: subhanallah, alhamdulillah, allahu akbar, dan la ilaha illallah, sehabis kita mengerjakan shalat wajib.

Tawakkal kepada Allah



Allah Swt memberikan pujian terhadap hamba-hamba-Nya yang suka bekerja keras. Terhadap orang yang belajar disediakannya surga (Al-Hadits). Malah Allah Swt mengangkat orang-orang yang beriman dan berilmu beberapa derajat. Jadi, bekerja keras merupakan akhlak yang terpuji. 

Tapi, adakalanya kita tidak sampai kepada cita-cita yang kita inginkan. Padahal kita sudah beberapa kali mengulangnya pekerjaan itu. Misal, Anda ikut UMPTN hingga tiga kali memilih universitas dan jurusan yang Anda cita-citakan. Anda pun sudah belajar secara sungguh-sungguh. Malah Anda ikut bimbingan belajar dengan mendatangkan guru privat les atau di pusat-pusat Bimbingan Belajar yang bagus. Tapi hasilnya tetap saja Anda tidak lulus. Tentu saja Anda kecewa. Dengan mengikuti gejolak emosimu, mungkin Anda akan mengatakan "penilaian dalam UMPTN tidak objektif", "terlalu banyak peserta yang melakukan KKN", Anda tentu atau kata-kata apa saja yang menunjukkan kebobrokan sistem UMPTN menurut persepsi Anda. boleh saja kecewa, itu manusiawi. Tapi Anda perlu mengembalikan semua kegagalan Anda kepada Allah Swt dengan jalan tawakkal.

Ada pepatah yang sangat bagus: "kegagalan adalah keberhasilan yang tertunda". Dan memang, dalam ajaran Islam, semua yang kita kerjakan dengan sungguh-sungguh tapi gagal, sebenarnya tidak gagal. Justru Allah Swt akan memberikan jalan lain yang lebih baik dan lebih cocok bagi jiwa kita. Banyak sekali orang yang memaksakan kehendaknya dengan cara-cara yang haram sekalipun. Benar, untuk tahap awal yang dia tuju ia berhasil.

Misal, berhasil lulus di Kedokteran melalui jasa Joki. Tapi mereka gagal di perguruan tingginya, karena sebenarnya bidang dan perguruan tinggi yang dipilihnya itu tidak cocok. Karena itulah, tawakkal adalah satu sikap yang cerdas dan dewasa, pilihan bagi umat yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir.

Dalam Al-Qur'an diungkapkan, yang artinya: "Barangsiapa bertawakkal kepada Allah, maka Dia akan memberikan kecukupan kepadanya. (QS At-Thalaq, 2)

Ikhlas dalam beramal

Manakah di antara dua orang ini yang berpikiran maju:
1. orang yang bekerja mencari keuntungan sesaat
2. orang yang bekerja mencari keuntungan abadi?
Pasti kamu memilih orang yang kedua.
Orang yang mencari keuntungan sesaat tidak akan berpikir tentang akibat yang terjadi di kemudian hari. Pokoknya hari ini beruntung. Esok hari, lusa? Gimana nanti
Orang yang sehat akan berpikir keberuntungan yang kekal-abadi.
Ajaran Islam memberikan kiat-kiatnya. Ketika bekerja, maka amalnya itu hanya didasarkan atas keikhlasan kepada Allah Swt. Ketika shalat, niatnya itu ditujukan kepada Allah semata. Ketika menolong orang pun didasarkan atas Allah Ta'ala. Makanya ketika orang yang dibantu itu tidak berterima kasih orang yang ikhlas tidak akan morang-maring. Biarlah manusia begitu asalkan Allah meridhai kita. Hanya amal yang ikhlas yang akan mendapat ganjaran dari sisi Allah Sang Pemberi Pahala.

Lawan ikhlas adalah riya, yaitu amal yang didasarkan atas pamer semata, sekedar untuk mendapatkan pujian dari manusia,tidak untuk Allah.

Dalam Al-Qur'an diungkapkan, yang artinya: "Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan penuh keikhlasan kepada-Nya ...". Dalam ayat lainnya disebutkan, bahwa syetan tidak mampu menggoda manusia yang berbuat ikhlas.

TINDAKAN AKHLAQI DAN TINDAKAN ALAMI II

Dalam perspektif Ulama Persia yang non-sektarian ini tindakan akhlaqi hanyalah tindakan-tindakan yang bersifat "ikhtiyari", yakni tindakan-tindakan yang diusahakan dengan penuh kesungguhan. Adapun tindakan-tindakan yang "alami", sebagaimana sebagian tindakannya dilakukan oleh binatang, tidak termasuk ke dalam tindakan akhlaqi.

Seorang ibu yang mennyusukan bayinya bukanlah merupakan perbuatan akhlaqi, karena kambing dan sapi pun melakukannya. Demikian juga kedua orangtua - ibu dan bapak - yang mengasihi putera-puterinya bukanlah perbuatan akhlaqi karena binatang pun, malah harimau dan singa yang galak pun mengasihi anak-anaknya.

Seorang ibu dikatakan melakukan perbuatan akhlaqi manakala ia mendengar tangisan bayi orang lain, kemudian memungut dan menyusukannya. Dan para orangtua atau siapa saja orang-orang yang dewasa dipandang melakukan perbuatan akhlaqi manakala mereka mengasihi anak-anak yatim dan orang-orang miskin.

Seorang kaya-raya yang membayar zakat dan memberi makan di hari kelaparan pun bukan merupakan tindakan akhlaqi, karena perbuatan ini bagi orang yang kaya-raya adalah perbuatan yang diwajibkan. Mereka dipandang melakukan perbuatan yang akhlaqi manakala meng-infaq-kan hartanya di luar kewajiban-kewajibannya; mungkin dengan memberi kehidupan kepada para ulama, membelikan kitab-kitabnya, memberikan beasiswa kepada para pelajar, memberikan modal usaha dan pelatihan manajerial bisnis kepada keluarga yang miskin, dan lain sebagainya yang dikategorikan sebagai tindakan perberdayaan orang-orang miskin.

Ibadah-ibadah wajib, seperti shalat lima waktu, puasa di bulan Ramadhan, zakat, dan hajji bagi orang yang mampu, Mengapa bukanlah perbuatan-perbuatan akhlaqi.

Jawabannya: Karena perbuatan menyembah Allah serta melakukan keta'atan kepada-Nya merupakan perbuatan-perbuatan alami, seperti halnya makan ketika lapar dan minum ketika haus. Hanya manusia brengsek, bejad moral, yang tidak mengerti akan hal ini.

Bukankah Al-Qur'an sendiri mengungkapkan, bahwa suka ataupun tidak suka semua makhlaq tunduk kepada Kekuasaan-Nya ?!

Beda halnya dengan shalat-shalat sunnah, puasa-puasan sunnah, dan hajji serta umrah ke sekian kalinya, terlebih-lebih infaq dan shadaqah di luar kewajiban, itu semua merupakan tindakan-tindakan akhlaqi yang sangat dipuji oleh Allah Swt.

Namun demikian, walau bukan tindakan akhlaqi, tindakan-tindakan atau amal-amal wajib yang kita lakukan tetap diberi pahala oleh Allah Swt. Semoga kita dapat meningkatkan tindakan akhlaqi !

TINDAKAN AKHLAQI DAN TINDAKAN ALAMI

Kata "akhlaq" sudah tidak asing lagi terdengar setiap saat. Secara umum, yang kita dengar sehari-hari di masyarakat, kata akhlaq mengacu kepada tindakan-tindakan yang bernilai, berharga, bermanfaat, bermoral, beretiket, dan segala tindakan yang dapat dikategorikan sebagai perbuatan-perbuatan yang "baik".

Apakah seorang ibu yang bangun di tengah malam karena mendengar rintihan bayinya yang masih mungil kemu-dian menetekkannya merupakan tindakan akhlaqi?
Tanpa ragu-ragu, hampir setiap orang membenarkannya.

Apakah seorang ayah yang bekerja keras seharian tanpa mengenal siang ataupun malam, panas ataupun hujan, untuk mencari sesuap nasi bagi istri dan anak-anaknya merupakan tindakan akhlaqi?
Tanpa ragu-ragu, hampir semua orang meng-ya-kannya.

Dan apakah shalat lima waktu dan ibadah-ibadah wajib lainnya yang dikerjakan oleh orang-orang muslim, di saat sehat ataupun sakit, di saat tinggal di rumah ataupun sedang dalam perjalanan, dalam keadaan segar-bugar ataupun lelah, merupakan tindakan-tindakan akhlaqi?
Terhadap pertanyaan ini pun semua orang mengamininya.

Apakah jawaban kebanyakan orang itu benar ditinjau dari sudut Ilmu Akhlaq?

Nah, nanti dulu!

Ilmu Akhlaq membedakan perbuatan-perbuatan akhlaqi dengan perbuatan-perbuatan alami.

Adalah 'Alamah Murtadha Muthahhari yang membahas persoalan ini secara panjang-lebar dalam kitabnya FALSAFAH AKHLAK.

THE PRINCIPAL THROUGHT (WAY OF LIFE) OF MINANGKABAU PEOPLE


Rumah basandi Batu house is foundationed with stone
Adat basandi alua patuik cutom based on logic
Mamakai anggo jo tanggo the use of rule of law
Sarato raso jo pareso and mutual understanding
From the above principe it could be seen that
- "Basandi Batu" (Dialectic),
- "Musyawarah Mufakat", "Alua Patuik" (logic),
- "Anggo Tanggo" (rule of law)
- "raso jo pareso" (observation).
With the interpretation as follows;
  1. Basandi batu (musyawarah) (discussion)
    Bulek aia dek pambuluah (round water couse of pipe)
    Bulek kato dek mufakat (clear word couse of discussion)
  2. Alua Patuik (logic)
    mabagi samo banyak (to devide the same portion)
    manimbang samo barek (to weight the same weight)
    To place one thing in the proper position
    The right thing in the right place
  3. Anggo Tanggo (rule of law)
    The word of "Anggo Tanggo" here states
    Anggo - Budgetting
    Tanggo - The Familly
    What means here is
    To do something basically based on the main rule and familly rule, custom and based on principal law of Minangkabau that is said " Limbago nan Sapuluah"
    Limbago nan Sapuluah (ten commandement), consist of Cupak nan Duo (the two measurement) the four rules and the four words. Cupak nan duo is ; 1)Cupak Usali (original measurement);2)Cupak Buatan (made man measurement). So that Cupak Usali means original law and Cupak Buatan means suplement law.
  4. Raso jo Pareso
    The meaning of Raso jo Pareso here is
    Raso - rasa (taste)
    Pareso - periksa (Introspektion)
    With another word Raso jo Pareso means Mutual Understanding.
    Raso Tumbuah di Dado (taste grows in heart)
    Pareso Tumbuah di Kapalo (introspection grows in brain)
Adat Bajanjang Naiak Batanggo Turun (custom in applied structurally)
Babilang dari aso counted from one
Mangaji dari alif to learn from the basic
Naiak dari janjang nan dibawah step on to from the first stair
Turun dari tanggo nan diateh down from the top stair
Kamanakan barajo kamamak = nephew obeyed the uncle
Mamaka barajo ka pangulu = uncle obeyed the chief of the familly
Pangulu barajo ka mufakat = chief of the familly obeyed the discussion
Mufakat barajo ka nanbana = discussion obeyed the truth
Bana badiri sandirinyo = the truth stand alone
From the above statement, it could be seen how democratic is the law of custom "Bajanjang Naiak Batanggo Turun", created by the two Datuk, Dt. Perpatiah nan Sabatang and Dt. Ketumanggungan.

Karenamu


Luruh rindu menderu dalam kalbu..


Bagai debu tersapu angin yang melaju..


 
Rindu menelusup ke aliran darah yang berpacu..


Menggetarkan nadi bagai lindu..


 
Mencairkan hati yang membeku..


Semua karenamu.. 

Biarkan Malam Berganti


Biarkan malam berganti dengan diam-diam..


Biarkan rembulan merangkak pelan-pelan..


 
Biarkan rasa menukik dalam-dalam..


Ke dalam hati yang sepi sediri..


 
Agar aku bebas memimpikanmu.


Di setiap denting kerinduanku..

  

Namamu


Berhamburan namamu kukenang..


Meluruhkan rasa yang terus datang..


 
Beterbangan pesona memenuhi alam pikiranku..


Mengingat hari-hari indah bersamamu..


 
Menutupi mataku mengukir nostalgia saat bersamamu..

Ditanyakan kepadanya


Ditanyakan kepadanya siapakah pencuri
Jawabnya: ialah pisang yang berbuah mangga
Tak demikian Allah menata
Maka berdusta ia


Ditanyakan kepadanya siapakah penumpuk harta
Jawabnya: ialah matahari yang tak bercahaya
Tak demikian sunnatullah berkata
Maka cerdusta ia


Ditanyakan kepadanya siapakah pemalas
Jawabnya: bumi yang memperlambat waktu edarnya
Menjadi kacaulah sistem alam semesta
Maka berdusta ia


Ditanyakan kepadanya sapakah penindas
Jawabnya: ialah gunung berapi masuk kota
Dilanggarnya tradisi alam dan manusia
Maka berdusta ia


Ditanyakan kepadanya siapa pemanja kebebasan
Ialah burung terbang tinggi menuju matahari
Burung Allah tak sedia bunuh diri
Maka berdusta ia


Ditanyakn kepadanya siapa orang lalai
Ialah siang yang tak bergilir ke malam hari
Sedangkan Allah sedemikian rupa mengelola
Maka berdusta ia


Ditanyakan kepadanya siapa orang ingkar
Ialah air yang mengalir ke angkasa
Padahal telah ditetapkan hukum alam benda
Maka berdusta ia


Kemudian siapakah penguasa yang tak memimpin
Ialah benalu raksasa yang memenuhi ladang
Orang wajib menebangnya
Agar tak berdusta ia


Kemudian siapakah orang lemah perjuangan
Ialah api yang tak membakar keringnya dedaunan
Orang harus menggertak jiwanya
Agar tak berdusta ia


Kemudian siapakah pedagang penyihir
Ialah kijang kencana berlari di atas air
Orang harus meninggalkannya
Agar tak berdusta ia


Adapun siapakah budak kepentingan pribadi
Ialah babi yang meminum air kencingnya sendiri
Orang harus melemparkan batu ke tengkuknya
Agar tak berdusta ia


Dan akhirnya siapakah orang tak paham cinta
Ialah burung yang tertidur di kubangan kerbau
Nyanyikan puisi di telinganya
Agar tak berdusta ia

                                                                      Dr. Emha Ainun Najib

Begitu Engkau Bersujud


Begitu engakau bersujud, terbangunlah ruang
yang kau tempati itu menjadi sebuah masjid
Setiap kali engkau bersujud, setiap kali
pula telah engkau dirikan masjid
Wahai, betapa menakjubkan, berapa ribu masjid
telah kau bengun selama hidupmu?
Tak terbilang jumlahnya, menara masjidmu
meninggi, menembus langit, memasukialam makrifat
Setiap gedung, rumah, bilik atau tanah, seketika
bernama masjid, begitu engkau tempati untuk bersujud
Setiap lembar rupiah yang kau sodorkan kepada
ridha Tuhan, menjelma jadi sajadah kemuliaan
Setiap butir beras yang kau tanak dan kau tuangkan
ke piring ke-ilahi-an, menjadi se-rakaat sembahyang
Dan setiap tetes air yang kau taburkan untuk
cinta kasih ke-Tuhan-an, lahir menjadi kumandang suara adzan
Kalau engkau bawa badanmu bersujud, engkaulah masjid
Kalau engkau bawa matamu memandang yang dipandang
Allah, engkaulah kiblat
Kalau engkau pandang telingamu mendengar yang
didengar Allah, engkaulah tilawah suci
Dan kalau derakkan hatimu mencintai yang dicintai
Allah, engkaulah ayatullah
Ilmu pengetahuan bersujud, pekerjaanmu bersujud,
karirmu bersujud, rumah tanggamu bersujud, sepi
dan ramaimu bersujud, duka deritamu bersujud
menjadilah engkau masjid

                                         Dr. Emha Ainun Najib

Bisakah Kiranya


bisakah kiranya kuharapkan godaan


bisakah kiranya sekilas kau membayang


bisakah kiranya kurebahkan kejemuan


bisakah kiranya bangit dari kebekuan


bisakah kiranya lenyap dari kesadaran


bisakah kiranya dalam alpa aku tenggelam


bisakah kiranya dalam pelukanmu kucipta nyanyian

                                                 Dr. Emha Ainun Nadjib

Rimba gelap di depanmu


Rimba Gelap di Depanmu
rimba gelap di depanmu
loncat masuk! -dan bukan berpikir
kapal di belakangmu musnah terbakar dan api terus bernyala-nyala
api terus berkobar, menjilat-jilat, meremuk masa silammu
sedang gelombang samudera terus menderu, mengguncang setiap pertimbangan
dan akan menerkam semua pengecut yang dungu, yang tertegun dan bimbang
terjun! - dan jangan bertanya mana jalan, berapa jauh tepian
pertanyaan mesti dibereskan dengan pertanyaan. Api yang memerah
harus menjadi perlambang bai panas jiwa, dan suara lautan
adalah gemuruh semangat, gelegak darah yang pantang bagai malaikat kegelapan,
Perempuaku'tidak untuk dijabarkan'
Adam tidak membiarkan matanya kosong bertanya-tanya kapan
dan di mana berada gunung kenikmatan, tapi Hawa yang telanjang
langsung diterkam dan direguknya! - berkat tangan gelap Tuhan
dan pecahlah keperawanan bumi. Kemudian bermula riwayat
di atas ladang-ladang misteri. - Demikianlah bayangan hidup
di mana seseorang harus hadir dan berangkat begitu saja
kekhawatiran, ketakutan, keasingan yang terbungkus dalam tiap pengamatan
itu sah milik kita dan sangatlah diperlukan, tapi kapan?
seseorang tidak boleh mati dipecundang oleh akal yang
senantiasa menipiskan harapan
seseorang harus tetap hidup sementara kaku penimbangan
membuatnya terkencing-kencing
dan bersembunyi di belakang kata-kata manis yang berdesir
lunak di telinga khalayak
tapi di manakah letak Tuhan? Di dalam kegelapan itu, di manakah
Ia berjaga sambil memainkan peranannya diamdiam?
barangkali cuma bisa dilayani dengan Iman atau beberapa
tipuan yang mengasyikkan
tetapi urusan kita hanyalah perbuatan
dan berpikir sambil berjalan
Perempuanku,
hidup kita hanyalah
menembus kelam
mengetuk setiap pintu
sambil berdebar
menanti jawaban......

                                                                                                  Dr. Emha Ainun Nadjib

Merasuk Dalam Asma Allah Semesta

Merasuk dalam asma Allah semesta
aku berjalan menerobos gerimis di hari senja
Aku dengan seluruh gelegak pesonaku
Menggenggam wajahmu. Agar sampai
Angan rinduku di keharibaanmu
Apakah namanya ini jika bukan taqarrub?
Membiaska semangat cinta kasih dalam wujud
Maka terimalah sembahyang kami, Semestaku
Janganlah berdiri kaku di situ. Ikutlah terlibat
Dalam pelukan ini. Agar mutlak peristiwa sujud kami
dapun jika sesat nafsu membakar
Itu adalah soal yang harus dperjuangkan
Itu dosa bagi perjanjian. Tapi bukan
Bagi kedamaian kita, bagi kerelaan dan pengorbanan
Allah sang Dewa Cinta
Tidaklh berpandangan kaku
atau cuci tangan
Terhadap gelombang jiwa yang ingin tenggelam
Allah
Dengan segala perbendaharaan-Nya yang mentakjubkan
Mengupas kening kita
Dan meniupkan permaafan
Seperti kau ketahui
Ia bagaikan cakrawala
kegaibannya sering tak kentara
Tapi menjamin kelelapan tidur kita
Maka supaya terjilat bayangan-Nya
Aku berjalan menerobos gerimis di suatu hari senja
Aku menerobos gerimis yang tak habisnya turun dalam jiwa
Yang membasahi nyawa
Aku ikut irama lagunya
Merasuk dalam asma Allah semesta

                                                                         Dr. Emha. Ainun Nadjib

Reading Al-Qur'an