-=[ meng HITAM ~ PUTIH kan PELANGI ]=-

-=[Selamat Datang Di blog Sederhana Ini Semoga Anda Senang Dengan Yang Kami Sajikan.!!]=-

Seuntai Salam

Kugoreskan Seuntai Salam penuh kehangatan
menghempaskan angin kedukaan
Melantun seiring nyanyian hati
Bergemuruh bersama sang waktu

Mencari onggokan kata-kata indah di Samudera
Bagai menyusuri Lautan yang paling dalam
Mencoba merangkai sederet puisi
Bagai menyusun ungkapan hati yang paling indah

Tatkala mentari berkejaran dengan rembulan
Apakah engkau akan tetap di sana?
Menunggu hingga kutuangkan bait-bait yang memenuhi otakku
Seakan ingin keluar dan menumpahkannya?

Karena kutetap menyulam kata
Cermin rasa dan keasaanku
Menampar semua keangkuhanku
Dan membiarkan baitku mengisi jagat raya

Tampilkan postingan dengan label Rinduku. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Rinduku. Tampilkan semua postingan

Berziarah kepada Nabi Saw


Beruntung bagi penduduk Madinah, karena mereka dapat berziarah ke maqam Rasulullah secara berulang-ulang. Bagi kita yang jauh biasanya berziarah ke maqam Nabi penutup itu dilakukan ketika melakukan ibadah haji atau umrah.

Walau demikian, dari jarak jauh - karena ruh suci Rasulullah Saw adalah dekat kita pun dapat berziarah kepadanya, yakni melalui bacaan wirid-wirid ziarah.

Mencintai Keluarga Nabi Saw


Amal (akhlaq) lain bagi Nabi Muhammad Saw adalah mencintai keluarganya.
Dalam Al-Qur'an Surat Asy-Syura ayat 23 disebutkan:
"Katakanlah (hai Muhammad): 'Aku tidak meminta upah kepadamu atas da'wahku selain kasih sayang dalam kekeluargaan'."

Nabi Saw meminta umatnya untuk mencintai keluarganya. Siti Fatimah, putri Nabi Saw, sangat dicinta oleh Nabi yang mulia. Nabi Saw pun meminta kaum beriman untuk mencintai putrinya itu dengan mengatakan: "Siapa yang mencintai Fatimah berarti mencintaiku, dan siapa yang mencintaiku berarti mencintai Allah; dan barangsiapa membenci Fatimah berarti membenciku, dan barangsiapa membenciku berarti membenci Allah." Demikian juga Nabi Saw sangat mencintai kedua cucunya, Hasan-Husein, dan meminta kaum beriman untuk mencintai Hasan-Husein. Sabda Nabi Saw: "Hasan dan Husein adalah dua pemuda pemimpin surga."

Ingin mendalami hal ini? Silahkan baca buku Keutamaan Keluarga Rasulullah Saw yang telah disebutkan di atas. Bacaan shalawat "Allahumma shalli 'ala Muhammad" ditambah "wa ali Muhammad" (dan bagi keluarga Nabi Muhammad) adalah salah satu wujud kecintaan kita kepada keluarga Nabi Saw.

Nabi Saw beserta keluarganya dilarang menerima zakat. Tapi Allah Swt memerintahkan orang-orang beriman untuk memberikan sepertiga khumus bagi keluarga Nabi Saw. Keluarga Nabi, hingga kini, berhak atas shadaqah selain zakat dari orang-orang beriman. Di negeri kita, keluarga Nabi Saw dikenal dengan sebutan Sayyid atau Habib. Masyarakat kita sudah terbiasa menghormati mereka, juga memberikan shadaqah pada mereka.

Namamu


Berhamburan namamu kukenang..


Meluruhkan rasa yang terus datang..


 
Beterbangan pesona memenuhi alam pikiranku..


Mengingat hari-hari indah bersamamu..


 
Menutupi mataku mengukir nostalgia saat bersamamu..

Cahaya Yang Padam


Cahaya yang padam..


Lilin yang temaram..


 
Saat gelap mencengkram dalam geapnya malam..


Hanya bayangmu yang bias menerangi alam pikiran..


Hanya senyummu yang membuat senyumku..


 
Hanya tawamu yang membuat tawaku berarti..

 

Begitu Engkau Bersujud


Begitu engakau bersujud, terbangunlah ruang
yang kau tempati itu menjadi sebuah masjid
Setiap kali engkau bersujud, setiap kali
pula telah engkau dirikan masjid
Wahai, betapa menakjubkan, berapa ribu masjid
telah kau bengun selama hidupmu?
Tak terbilang jumlahnya, menara masjidmu
meninggi, menembus langit, memasukialam makrifat
Setiap gedung, rumah, bilik atau tanah, seketika
bernama masjid, begitu engkau tempati untuk bersujud
Setiap lembar rupiah yang kau sodorkan kepada
ridha Tuhan, menjelma jadi sajadah kemuliaan
Setiap butir beras yang kau tanak dan kau tuangkan
ke piring ke-ilahi-an, menjadi se-rakaat sembahyang
Dan setiap tetes air yang kau taburkan untuk
cinta kasih ke-Tuhan-an, lahir menjadi kumandang suara adzan
Kalau engkau bawa badanmu bersujud, engkaulah masjid
Kalau engkau bawa matamu memandang yang dipandang
Allah, engkaulah kiblat
Kalau engkau pandang telingamu mendengar yang
didengar Allah, engkaulah tilawah suci
Dan kalau derakkan hatimu mencintai yang dicintai
Allah, engkaulah ayatullah
Ilmu pengetahuan bersujud, pekerjaanmu bersujud,
karirmu bersujud, rumah tanggamu bersujud, sepi
dan ramaimu bersujud, duka deritamu bersujud
menjadilah engkau masjid

                                         Dr. Emha Ainun Najib

Bisakah Kiranya


bisakah kiranya kuharapkan godaan


bisakah kiranya sekilas kau membayang


bisakah kiranya kurebahkan kejemuan


bisakah kiranya bangit dari kebekuan


bisakah kiranya lenyap dari kesadaran


bisakah kiranya dalam alpa aku tenggelam


bisakah kiranya dalam pelukanmu kucipta nyanyian

                                                 Dr. Emha Ainun Nadjib

Rimba gelap di depanmu


Rimba Gelap di Depanmu
rimba gelap di depanmu
loncat masuk! -dan bukan berpikir
kapal di belakangmu musnah terbakar dan api terus bernyala-nyala
api terus berkobar, menjilat-jilat, meremuk masa silammu
sedang gelombang samudera terus menderu, mengguncang setiap pertimbangan
dan akan menerkam semua pengecut yang dungu, yang tertegun dan bimbang
terjun! - dan jangan bertanya mana jalan, berapa jauh tepian
pertanyaan mesti dibereskan dengan pertanyaan. Api yang memerah
harus menjadi perlambang bai panas jiwa, dan suara lautan
adalah gemuruh semangat, gelegak darah yang pantang bagai malaikat kegelapan,
Perempuaku'tidak untuk dijabarkan'
Adam tidak membiarkan matanya kosong bertanya-tanya kapan
dan di mana berada gunung kenikmatan, tapi Hawa yang telanjang
langsung diterkam dan direguknya! - berkat tangan gelap Tuhan
dan pecahlah keperawanan bumi. Kemudian bermula riwayat
di atas ladang-ladang misteri. - Demikianlah bayangan hidup
di mana seseorang harus hadir dan berangkat begitu saja
kekhawatiran, ketakutan, keasingan yang terbungkus dalam tiap pengamatan
itu sah milik kita dan sangatlah diperlukan, tapi kapan?
seseorang tidak boleh mati dipecundang oleh akal yang
senantiasa menipiskan harapan
seseorang harus tetap hidup sementara kaku penimbangan
membuatnya terkencing-kencing
dan bersembunyi di belakang kata-kata manis yang berdesir
lunak di telinga khalayak
tapi di manakah letak Tuhan? Di dalam kegelapan itu, di manakah
Ia berjaga sambil memainkan peranannya diamdiam?
barangkali cuma bisa dilayani dengan Iman atau beberapa
tipuan yang mengasyikkan
tetapi urusan kita hanyalah perbuatan
dan berpikir sambil berjalan
Perempuanku,
hidup kita hanyalah
menembus kelam
mengetuk setiap pintu
sambil berdebar
menanti jawaban......

                                                                                                  Dr. Emha Ainun Nadjib

Pembangun Rasa


Tutur indah bahasa yang kau ucap saat berbicara..


Menyirnakan segala gundah yang terasa..


 
Salam yang kau ucap saat berjumpa..


Menyapa jiwa yang dalam terasa..


 
Satu kata darimu adalah penyemangat jiwa..


Pembangun rasa…

Biar


Biarkan hujan mendinginkan harimu..


Biarkan angin membelai dirimu..
 
Biarkan kata membelai jiwamu..


Biarkan syair menyambut hadirmu..
 
Biarkan semua berjalan apa adanya..


Biarkan waktu yang membuka jalannya..  

Merendah diri itulah ketinggianmu

Merendah diri itu, di sanalah letaknya ketinggianmu
Engkau pandai atau berilmu, banyak orang
mendapat manfaat darimu
Engkau rasa dirimu tidak berguna
atau tiada jasa apa-apa di sinilah kemuliaanmu
Pandai engkau bergaul di semua golongan masyarakat
Engkau meletakkan diri pada tempatnya
Di sanalah semua golongan boleh menghormatimu
Pemurahnya engkau, di situlah rezekimu di dunia
Ertinya engkau tidak akan papa
Di Akhirat kelak harta dan kekayaan bagimu
Engkau tidak suka nama dan glamour
Kalau engkau orang yang berjasa
Banyak orang mendapat faedah dari pertolonganmu,
dari jasamu
Nama dan glamour tetap ada walaupun tidak dipinta
Nama yang bersih tanpa diminta
Nama dan glamour yang diminta lambat-laun orang benci
Setiap kali pula Tuhan mengangkat darjatmu di sisi-Nya
Kalau engkau sentiasa baik hati dengan manusia
Dengan manusia engkau baik sangka
Tidak pernah berdendam dan dengki dengan insan
Mudah engkau memaafkan orang
Di situlah ketenangan dan kebahagiaan jiwamu
Jika engkau sentiasa bertawakal dengan Allah
Engkau tidak akan risau dengan masa depanmu
                                                                                        Dr. Hj Ashaari Muhammad

BantulahAku Melawan Nafsuku


TELAH aku lawan nafsuku setiap waktu
Aku cuba berkali-kali, aku kalah lagi
Aku tidak putus asa, aku lawan lagi
Namun aku kalah juga
Tuhan, bantulah aku
mudahkan aku melawan nafsu
Aku tetap melawannya, ia tuntutan fardhu
Agar aku tidak terhalang menuju-Mu
Tolonglah aku Tuhan, kasihanilah aku
Kalau Engkau biarkan aku, aku akan berterusan
ke lembah dosa
Tuhan, nafsuku selalu mengganggu aku
Dia bekerjasama dengan syaitan terkutuk
Setiap hari ia memusuhi aku
Bila aku ingin mentaati-Mu
Tuhan, bantulah aku
Tuhan, kasihanilah aku
Jangan biarkan aku keseorangan
menghadapi syaitan dan nafsu
Aku ingin mentaati-Mu, aku ingin keredhaan-Mu
Kalau Engkau biarkan aku, aku akan kecewa nanti
Tuhan, aku akan mencuba lagi melawan nafsu
Dengan bantuan-Mu dan rahmat-Mu
Aku tidak akan berputus asa
Aku tetap berjuang dengan mengharapkan
bantuan dari-Mu
                                                             Dr. Hj Ashaari Muhammad

Telaga Rindu


Segunung rindu mencengkram syahdu..


Menyimpan rasa sepenuh waktu..
 
Setiap kupandang matamu..


Kulihat telaga bening di matamu..


Telaga yang meneduhkan hatiku..


Menyiram air yang membangkitkan hidupku.
 
Telaga rindu.. 

Indah tuturmu


Tutur indah bahasa yang kau ucap saat berbicara..


Menyirnakan segala gundah yang terasa..
 
Salam yang kau ucap saat berjumpa..


Menyapa jiwa yang dalam terasa..
 
Satu kata darimu adalah penyemangat jiwa..


Pembangun rasa… 

Terkenang

Berhamburan namamu kukenang..


Meluruhkan rasa yang terus datang..
 
Beterbangan pesona memenuhi alam pikiranku..


Mengingat hari-hari indah bersamamu..
 
Menutupi mataku mengukir nostalgia saat bersamamu..  

Tersenyumlah



Selamat pagi..


Tersenyumlah dengan senyum manismu hari ini..
 
Karena senyummu lebih sejuk dari pada udara pagi..


Karena senyummu lebih hangat daripada mentari pagi..


Karena senyummu dapat menyegarkan suasana..
 
Tersenyumlah..

Wahai sang putri



Embun pagi membasahi hari..


Terik mentari bersembunyi di balik pagi..
 
Selamat pagi..


Wahai sang putri..
 
Menarilah dan bernyanyilah hari ini..


Sambutlah mimpi-mimpi..


Dekaplah dan bahagialah..  

Isi Hati


Saat kudilingkupi kegelapan malam..


Hanya cahaya lilin yang menerangi diri..


Aku hanya bisa bermain gitar mendendangkan isi hati.


Mengalun mengikuti nada jiwa..


Yang membuat pesona dalam kehampaan suasana.. 

Aku Merasa

Barisan bintang yang mulai menghilang 

Di kegelapan malam tanpa sang rembulan 

Aku hanya ditemani " Seindah Cahaya" pelita 

Tapi aku tak merasa sepi 

Karena kau ada di hati 

Aku tak merasa sendiri 

Karena aku merasa kau ada di sisi 

Malam yang berlanjut….. 

Malam yang larut…..

Detik


Sedetik di dekatmu…


Seakan waktu membeku tak bisa melaju..


Ia memberi kesempatan dan harapan


Lewat sebuah percakapan.


Sebuah perjalanan menemukan arti…


Sedetik zaman yang tak ingin terlewatkan…


Selamat malam…..


Kaulah percik harapan 

Bulan Di Air

Teman..
Pada suatu ketika kita beriringan berbual mesra
Berbicara soal impian dan harapan
Berlagu melodi riang dan ceria
Menangisi perit dan derita

Bersama, kita mengejar dan menggapai bintang di langit
 

Yang tidak pasti akan menjadi milik kita
Walaupun ia tidak tergapai
Kita masih memegang utuh tali impian
Agar tidak terlepas dari genggaman

Perjalanan kita masih jauh
 

Menjadi harapan keluarga, nusa dan bangsa
Pernah kita mencipta impian untuk menggapai kejora bersama
Melangkah ke arah kejayaan bersama
Menghadapi rintangan yang datang
Pernah juga kita berbicara soal cinta
Soal pasangan igauan
Bagaimana menempuh alam dewasa
Yang tenyata cukup berliku

Andai kita tersungkur layu
 

Masih diharap sokongan bersama
Agar kembali berdiri teguh

Kita umpama pohonan kayu
 

Bersaingan mencambah daun menghijau
Mengharap sinaran cahaya
Namun masih berkait lengan
Menuju ke puncak bersama

Kini impian yang dahulunya bagai bulan dan bintang
 

Kian terdampar di lelangit bumi
Tali yang digenggami kian longgar
Menunggu waktu dilepaskan
Pohonan kayu yang utuh kian rapuh
Tiada lagi bualan mesra, impian dan harapan, melodi ceria atau tangisan derita
Semuanya lenyap...bagai bulan di air..



To : FarIq

Reading Al-Qur'an