-=[ meng HITAM ~ PUTIH kan PELANGI ]=-

-=[Selamat Datang Di blog Sederhana Ini Semoga Anda Senang Dengan Yang Kami Sajikan.!!]=-

Seuntai Salam

Kugoreskan Seuntai Salam penuh kehangatan
menghempaskan angin kedukaan
Melantun seiring nyanyian hati
Bergemuruh bersama sang waktu

Mencari onggokan kata-kata indah di Samudera
Bagai menyusuri Lautan yang paling dalam
Mencoba merangkai sederet puisi
Bagai menyusun ungkapan hati yang paling indah

Tatkala mentari berkejaran dengan rembulan
Apakah engkau akan tetap di sana?
Menunggu hingga kutuangkan bait-bait yang memenuhi otakku
Seakan ingin keluar dan menumpahkannya?

Karena kutetap menyulam kata
Cermin rasa dan keasaanku
Menampar semua keangkuhanku
Dan membiarkan baitku mengisi jagat raya

Tampilkan postingan dengan label Diamku. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Diamku. Tampilkan semua postingan

Lebih mendahulukan keperluan ibu, baru kemudian ayahnya.



Ketika kedua ibu-bapak secara kebetulan dalam waktu yang sama meminta pertolongan kita, maka kalian harus lebih mendahulukan ibu kalian, baru kemudian ayah kalian.

Salah seorang sahabat Nabi pernah datang menemui Rasulullah Saw dan bertanya sebagai berikut:

  • Ya Rasulullah man ahaqqu 'alayya bi husni shahabati?
  • Qala: ummuka!
  • Qala: tsumma man?
  • Qala: ummuka!
  • Qala: tsumma man?
  • Qala: ummuka! Qala: tsumma man?
  • Qala: abuka!



  • (Wahai Rasulullah, siapakah orang yang paling wajib aku perlakukan dengan baik?
  • Rasulullah menjawab: "ibumu!"
  • Orang itu bertanya lagi, kemudian siapa?
  • Rasulullah menjawab dengan jawaban yang sama: "ibumu!"
  • Orang itu bertanya lagi, kemudian siapa?
  • Rasulullah masih memberikan jawaban yang sama: "ibumu!"
  • Orang itu terus bertanya,
  • baru kemudian Rasulullah menjawab: "ayahmu!")


AKHLAK TERHADAP IBU-BAPAK


Akhlak terhadap ibu-bapak yang masih hidup
Kalian pernah lihat seorang ibu yang sedang hamil?
Coba tanya, bagaimana sih perasaannya.
Dia mual-mual, mules dan merasakan sakit yang luar biasa. Semakin hari rasa sakitnya itu semakin menjadi-jadi, semakin bertambah berat.

Kemudian dia melahirkan anaknya.
Kalian tahu betapa sakitnya seorang ibu yang sedang melahirkan?
Dia menangis berteriak-teriak, saking sakitnya. Dan dia pun untuk beberapa hari tidak bisa berjalan. Tapi begitu mendengar tangisan si kecil, dia langsung menyusui bayinya, seolah rasa sakitnya itu tidak dirasakan.

Kapan sang bayi mengisap ASI?
Tak kenal waktu, siang atau malam, malah sedang tidur lelap sekalipun. Tapi si ibu bangun juga dan langsung memberinya ASI.

Ketika menyusui pun si bayi sering menggigit puting si ibu. Wah, sakitnya bukan main, terlebih-lebih jika gigi si bayi sudah mulai tumbuh. Si bayi sering ngompol dan mengeluarkan kotoran tanpa mengenal waktu. Tapi si ibu dengan setia menggantikan popoknya walau di malam buta. Itu kasih sayang ibu terhadap anaknya, ya terhadap kita, ketika si anak masih kecil.

Mulai besar sedikit si anak senang nangis dan rewel yang sangat menjengkelkan. Tapi si ibu dengan tenangnya berusaha menghibur anak kecilnya. Bagi kalian yang perempuan perlu sadar bahwa kalian akan menjadi seorang ibu. Demikian juga bagi kalian yang laki-laki akan menjadi seorang ayah.

Adapun ayah bekerja keras mencari nafkah tanpa kenal lelah untuk menghidupi kita! Dialah yang memenuhi hajat-hajat kita, berupa makanan, minuman, pakaian, tempat tinggal, dan biaya-biaya pendidikan serta kesehatan kita.

Nabi Saw pernah berwasiat: "... ridhallah fi ridhal walidaini (Ridha Allah ada dalam keridhaan kedua ibu-bapak). Jadi, jika kita ingin memperoleh keridhaan Allah (justru keridhaan Allah inilah yang dikejar oleh para ahli ibadah), maka kita harus memperoleh keridhaan dari kedua ibu-bapak kita.

Oleh karena itu Allah Swt memberikan bimbingan kepada kita dengan jalan menyadarkan jasa-jasa orangtua yang melahirkan dan memelihara kita.

Dalam Al-Qur'an Surat Luqman ayat 14 diungkapkan, yang artinya: Dan Kami perintahkan kepada manusia (untuk berbuat baik) kepada ibu-bapaknya. Ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah dan menyapihnya dalam dua tahun. (Oleh karena itu) bersyukurlah kepada-Ku dan kepada ibu-bapakmu! Hanya kepada Aku-lah kamu kembali.

Jadi, selain bersyukur kepada Allah, kita perlu bersyukur kepada ibu-bapak kita, yakni dengan jalan berbuat baik kepada ibu-bapak. Adapun tata-cara bersyukur kepada ibu-bapak yang masih hidup adalah:

1.   Memohon maghfirah (pengampunan) dan Rahmat Allah bagi kedua ibu-bapak kita. Kita perlu beristighfar memohon pengampunan Allah dari segala dosa dan kesalahan diri kita dan kedua ibu-bapak kita. Diusahakan sekurang-kurangnya sekali dalam sehari, malah akan lebih baik lagi jika setiap sehabis shalat yang wajib kita berisghfar dan memohon rahmat Allah bagi mereka.


Bacaan istighfar dan do'anya, di antaranya sebagai berikut:

Rabbighfir li wa li walidayya warhamhuma kama Rabbayani shaghira.

(Ya Rabbi! Ampunilah aku dan kedua orang ibu-bapaknya, dan kasihanilah mereka berdua sebagaimana mereka mengasihaniku di waktu kecilku).


Rabbighfir li wa li walidayya wa lil mu'minina yauma yaqumul hisab.

(Ya Rabbi! Ampunilah aku, kedua ibu-bapakku, dan orang-orang yang beriman pada Hari Perhitungan (Hari Akhir)."



2.  Hormat kepada kedua ibu-bapak. Ibu-bapak kita adalah orang yang paling patut kita hormati. Kita berbicara dengan bahasa yang baik, tidak dengan bahasa biasa, terlebih-lebih bahasa yang kasar. Sikap dan tindakan kita pun menunjukkan penghormatan yang dalam.


  • Ketika bersalaman, misalnya dengan menunduk dan mencium tangannya
  • Ketika dipanggil segera datang menghadap serta menanyakan secara baik maksud pemanggilannya
  • Ketika meminta sesuatu, misal uang, dengan melihat-lihat situasi psikologis ibu-bapak yang sedang lapang
  • Tidak memaksakan kehendak kita, melainkan disampaikan dengan cara-cara yang baik
  • Tidak menyinggung perasaan mereka
  • Selalu meminta maaf setiap kali kita salah atau kurang menyenangkan keduanya
  • Tidak bertengkar di dekat kedua ibu-bapak
  • Tidak menunjukkan sikap ogah, misal dengan mengatakan: "Ah!" terlebih-lebih membentak keduanya.


Allah Swt memberikan rambu-rambu di dalam bergaul dengan kedua ibu-bapak, sebagaimana terungkap dalam Al-Qur'an Surat Al-Isra ayat 23-34: Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik kepada ibu-bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan "ah" dan janganlah kamu membentak mereka; dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia. Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan do'akanlah: "Wahai Tuhanku, kasihilah mereka berdua sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku di waktu kecil."

Menghidupkan Sunnah Rasulullah Saw


Menghidupkan sunnah Rasulullah Saw mungkin terlalu abstrak bagi kita yang masih awam. Tapi bagi kaum terpelajar, terutama lagi para ulama, menghidupkan sunnah Rasulullah Saw itu merupakan kewajiban. Terlebih-lebih sunnah Rasul yang terekam dalam kitab-kitab hadits disinyalir banyak yang lemah dan palsu.

Studi kritis atas hadits, baik studi kritis atas metodologi ataupun atas isi/materi hadits, jelas sekali merupakan akhlaq mulia terhadap Rasulullah Saw. Nabi sendiri mewanti-wanti akan munculnya hadits-hadits palsu ini, dengan sabdanya: barangsiapa berdusta atas namaku, maka bersiap-siaplah bertempat tinggal di neraka. Hadits shahih dan populer ini jelas sekali mengisyaratkan pentingnya studi kritis atas hadits.

Berziarah kepada Nabi Saw


Beruntung bagi penduduk Madinah, karena mereka dapat berziarah ke maqam Rasulullah secara berulang-ulang. Bagi kita yang jauh biasanya berziarah ke maqam Nabi penutup itu dilakukan ketika melakukan ibadah haji atau umrah.

Walau demikian, dari jarak jauh - karena ruh suci Rasulullah Saw adalah dekat kita pun dapat berziarah kepadanya, yakni melalui bacaan wirid-wirid ziarah.

Karenamu


Luruh rindu menderu dalam kalbu..


Bagai debu tersapu angin yang melaju..


 
Rindu menelusup ke aliran darah yang berpacu..


Menggetarkan nadi bagai lindu..


 
Mencairkan hati yang membeku..


Semua karenamu.. 

Misteri Hati


Terlupa sejenak anganku namun engkau hadir kembali..


Cukup sudah aku menyadari..


Bahwa kau adalah rasa..


Rasa yang takkan sirna..


Bahwa kau adalah hati..


Hati yang takkan pergi..


Aku mengerti..


Aku memahami..


Bahwa hati penuh misteri..


Begitu juga hatimu..

Biarkan Malam Berganti


Biarkan malam berganti dengan diam-diam..


Biarkan rembulan merangkak pelan-pelan..


 
Biarkan rasa menukik dalam-dalam..


Ke dalam hati yang sepi sediri..


 
Agar aku bebas memimpikanmu.


Di setiap denting kerinduanku..

  

Namamu


Berhamburan namamu kukenang..


Meluruhkan rasa yang terus datang..


 
Beterbangan pesona memenuhi alam pikiranku..


Mengingat hari-hari indah bersamamu..


 
Menutupi mataku mengukir nostalgia saat bersamamu..

Cahaya Yang Padam


Cahaya yang padam..


Lilin yang temaram..


 
Saat gelap mencengkram dalam geapnya malam..


Hanya bayangmu yang bias menerangi alam pikiran..


Hanya senyummu yang membuat senyumku..


 
Hanya tawamu yang membuat tawaku berarti..

 

Begitu Engkau Bersujud


Begitu engakau bersujud, terbangunlah ruang
yang kau tempati itu menjadi sebuah masjid
Setiap kali engkau bersujud, setiap kali
pula telah engkau dirikan masjid
Wahai, betapa menakjubkan, berapa ribu masjid
telah kau bengun selama hidupmu?
Tak terbilang jumlahnya, menara masjidmu
meninggi, menembus langit, memasukialam makrifat
Setiap gedung, rumah, bilik atau tanah, seketika
bernama masjid, begitu engkau tempati untuk bersujud
Setiap lembar rupiah yang kau sodorkan kepada
ridha Tuhan, menjelma jadi sajadah kemuliaan
Setiap butir beras yang kau tanak dan kau tuangkan
ke piring ke-ilahi-an, menjadi se-rakaat sembahyang
Dan setiap tetes air yang kau taburkan untuk
cinta kasih ke-Tuhan-an, lahir menjadi kumandang suara adzan
Kalau engkau bawa badanmu bersujud, engkaulah masjid
Kalau engkau bawa matamu memandang yang dipandang
Allah, engkaulah kiblat
Kalau engkau pandang telingamu mendengar yang
didengar Allah, engkaulah tilawah suci
Dan kalau derakkan hatimu mencintai yang dicintai
Allah, engkaulah ayatullah
Ilmu pengetahuan bersujud, pekerjaanmu bersujud,
karirmu bersujud, rumah tanggamu bersujud, sepi
dan ramaimu bersujud, duka deritamu bersujud
menjadilah engkau masjid

                                         Dr. Emha Ainun Najib

Bisakah Kiranya


bisakah kiranya kuharapkan godaan


bisakah kiranya sekilas kau membayang


bisakah kiranya kurebahkan kejemuan


bisakah kiranya bangit dari kebekuan


bisakah kiranya lenyap dari kesadaran


bisakah kiranya dalam alpa aku tenggelam


bisakah kiranya dalam pelukanmu kucipta nyanyian

                                                 Dr. Emha Ainun Nadjib

Telaga rindu


Segunung rindu mencengkram syahdu..


Menyimpan rasa sepenuh waktu..
 
Setiap kupandang matamu..


Kulihat telaga bening di matamu..


Telaga yang meneduhkan hatiku..


Menyiram air yang membangkitkan hidupku.


 
Telaga rindu.. 

Biar


Biarkan hujan mendinginkan harimu..


Biarkan angin membelai dirimu..
 
Biarkan kata membelai jiwamu..


Biarkan syair menyambut hadirmu..
 
Biarkan semua berjalan apa adanya..


Biarkan waktu yang membuka jalannya..  

Sedang Tuhan pun memanggil cintamu


Sedang Tuhan pun memanggil-manggil
cintamu. memanggil kita yang dungu
Ketika dari lengking muadzin yang menggigil
Berjatuhan gerimis
Dan jiwa yang teriris
Marilah sembahyang!
Marilah bersujud!
Marilah tenggelam!
Seseorang bangkit dengan sendirinya
dari ranjang. Berwudhu, mengusap muka
dengan air sumur bumi kinasihnya. Air dari tanah
yakni sang Ibu yang melahirkannya
dan mengurus hari-hari matinya
- itu bakti kepada-Nya. Karena demikianlah semangat
dan bahagia: menemukan wujudnya.
Angin subuh membelai tubuhnya
DAn bulu-bulunya pun bangkitlah
Angin subuh adalah napas Tuhan
Berhembus dari mulutnya yang wangi
Mengusap keningmu. Meniupkan kesejukan
Mengalirkan darah hawa kehidupan
seseorang itu pun sedekap dan berpejam
Tidak untuk berpikir hal semacam keyakinan
Tapi buat mengangkat hasrat kasih
ke langit, ke kesertamertaan cinta
Menembuskannya ke kerlip bintang-bintang. Ke segala lambang
SSupaya terjilat gelap misteri
di belakangnya. Yakni si Mahakelam
Marilah sembahyang!
Marilah bersujud!
Marilah tenggelam!
Sedang Tuhan pun memanggil-manggil cintamu
Sedang Tuhan pun: rindu

                                                                               Dr. Emha Ainun Nadjib

BantulahAku Melawan Nafsuku


TELAH aku lawan nafsuku setiap waktu
Aku cuba berkali-kali, aku kalah lagi
Aku tidak putus asa, aku lawan lagi
Namun aku kalah juga
Tuhan, bantulah aku
mudahkan aku melawan nafsu
Aku tetap melawannya, ia tuntutan fardhu
Agar aku tidak terhalang menuju-Mu
Tolonglah aku Tuhan, kasihanilah aku
Kalau Engkau biarkan aku, aku akan berterusan
ke lembah dosa
Tuhan, nafsuku selalu mengganggu aku
Dia bekerjasama dengan syaitan terkutuk
Setiap hari ia memusuhi aku
Bila aku ingin mentaati-Mu
Tuhan, bantulah aku
Tuhan, kasihanilah aku
Jangan biarkan aku keseorangan
menghadapi syaitan dan nafsu
Aku ingin mentaati-Mu, aku ingin keredhaan-Mu
Kalau Engkau biarkan aku, aku akan kecewa nanti
Tuhan, aku akan mencuba lagi melawan nafsu
Dengan bantuan-Mu dan rahmat-Mu
Aku tidak akan berputus asa
Aku tetap berjuang dengan mengharapkan
bantuan dari-Mu
                                                             Dr. Hj Ashaari Muhammad

Telaga Rindu


Segunung rindu mencengkram syahdu..


Menyimpan rasa sepenuh waktu..
 
Setiap kupandang matamu..


Kulihat telaga bening di matamu..


Telaga yang meneduhkan hatiku..


Menyiram air yang membangkitkan hidupku.
 
Telaga rindu.. 

Indah tuturmu


Tutur indah bahasa yang kau ucap saat berbicara..


Menyirnakan segala gundah yang terasa..
 
Salam yang kau ucap saat berjumpa..


Menyapa jiwa yang dalam terasa..
 
Satu kata darimu adalah penyemangat jiwa..


Pembangun rasa… 

Terkenang

Berhamburan namamu kukenang..


Meluruhkan rasa yang terus datang..
 
Beterbangan pesona memenuhi alam pikiranku..


Mengingat hari-hari indah bersamamu..
 
Menutupi mataku mengukir nostalgia saat bersamamu..  

Isi Hati


Saat kudilingkupi kegelapan malam..


Hanya cahaya lilin yang menerangi diri..


Aku hanya bisa bermain gitar mendendangkan isi hati.


Mengalun mengikuti nada jiwa..


Yang membuat pesona dalam kehampaan suasana.. 

Bulan Di Air

Teman..
Pada suatu ketika kita beriringan berbual mesra
Berbicara soal impian dan harapan
Berlagu melodi riang dan ceria
Menangisi perit dan derita

Bersama, kita mengejar dan menggapai bintang di langit
 

Yang tidak pasti akan menjadi milik kita
Walaupun ia tidak tergapai
Kita masih memegang utuh tali impian
Agar tidak terlepas dari genggaman

Perjalanan kita masih jauh
 

Menjadi harapan keluarga, nusa dan bangsa
Pernah kita mencipta impian untuk menggapai kejora bersama
Melangkah ke arah kejayaan bersama
Menghadapi rintangan yang datang
Pernah juga kita berbicara soal cinta
Soal pasangan igauan
Bagaimana menempuh alam dewasa
Yang tenyata cukup berliku

Andai kita tersungkur layu
 

Masih diharap sokongan bersama
Agar kembali berdiri teguh

Kita umpama pohonan kayu
 

Bersaingan mencambah daun menghijau
Mengharap sinaran cahaya
Namun masih berkait lengan
Menuju ke puncak bersama

Kini impian yang dahulunya bagai bulan dan bintang
 

Kian terdampar di lelangit bumi
Tali yang digenggami kian longgar
Menunggu waktu dilepaskan
Pohonan kayu yang utuh kian rapuh
Tiada lagi bualan mesra, impian dan harapan, melodi ceria atau tangisan derita
Semuanya lenyap...bagai bulan di air..



To : FarIq

Reading Al-Qur'an