Sedang Tuhan pun memanggil cintamu
Sedang Tuhan pun memanggil-manggil
cintamu. memanggil kita yang dungu
Ketika dari lengking muadzin yang menggigil
Berjatuhan gerimis
Dan jiwa yang teriris
Marilah sembahyang!
Marilah bersujud!
Marilah tenggelam!
Seseorang bangkit dengan sendirinya
dari ranjang. Berwudhu, mengusap muka
dengan air sumur bumi kinasihnya. Air dari tanah
yakni sang Ibu yang melahirkannya
dan mengurus hari-hari matinya
- itu bakti kepada-Nya. Karena demikianlah semangat
dan bahagia: menemukan wujudnya.
Angin subuh membelai tubuhnya
DAn bulu-bulunya pun bangkitlah
Angin subuh adalah napas Tuhan
Berhembus dari mulutnya yang wangi
Mengusap keningmu. Meniupkan kesejukan
Mengalirkan darah hawa kehidupan
seseorang itu pun sedekap dan berpejam
Tidak untuk berpikir hal semacam keyakinan
Tapi buat mengangkat hasrat kasih
ke langit, ke kesertamertaan cinta
Menembuskannya ke kerlip bintang-bintang. Ke segala lambang
SSupaya terjilat gelap misteri
di belakangnya. Yakni si Mahakelam
Marilah sembahyang!
Marilah bersujud!
Marilah tenggelam!
Sedang Tuhan pun memanggil-manggil cintamu
Sedang Tuhan pun: rindu
Dr. Emha Ainun Nadjib
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar