Ketika kedua ibu-bapak secara kebetulan dalam
waktu yang sama meminta pertolongan kita, maka kalian harus lebih mendahulukan
ibu kalian, baru kemudian ayah kalian.
Salah seorang sahabat Nabi pernah datang
menemui Rasulullah Saw dan bertanya sebagai berikut:
- Ya Rasulullah man ahaqqu 'alayya bi husni shahabati?
- Qala: ummuka!
- Qala: tsumma man?
- Qala: ummuka!
- Qala: tsumma man?
- Qala: ummuka! Qala: tsumma man?
- Qala: abuka!
- (Wahai Rasulullah, siapakah orang yang paling wajib aku perlakukan dengan baik?
- Rasulullah menjawab: "ibumu!"
- Orang itu bertanya lagi, kemudian siapa?
- Rasulullah menjawab dengan jawaban yang sama: "ibumu!"
- Orang itu bertanya lagi, kemudian siapa?
- Rasulullah masih memberikan jawaban yang sama: "ibumu!"
- Orang itu terus bertanya,
- baru kemudian Rasulullah menjawab: "ayahmu!")
“Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik kepada ibu-bapakmu dengan sebaik-baiknya”
BalasHapus(Qs al-Isra’ : 23)
Dalam berbakti, kadang timbul kebingungan, mana yang harus didahulukan, tetapi bila keimanan adalah landasan, semua menjadi jelas. mahabah dan mawadah kepada Allah, Rasul-Nya, dan jihad fi sabilillah adalah prioritas pertama. Setelah itu, yang menempati prioritas paling utama di dunia adalah orang tua. Birrul walidain adalah wujud ketaatan dan kecintaan seseorang kepada Allah dan RasulNya. Ketika prioritas itu dilandasi mahabatullah, ikhlas meraih ridhaNya, Allah tidak akan menyia-nyiakan amalannya, dikabulkan do’anya, dan dimudahkan urusannya.
Dari Abu Hurairah bertanya, “Wahai Rasulullah, siapakah orang yang lebih berhak kubaktikan dengan baik?” Rasul menjawab, “Ibumu”, jawab Rasul, “Lalu siapa lagi?”, “Ibumu”, jawab Rasul. “Kemudian siapa?” Rasul menjawab, “Ibumu,” Ia kembali bertanya, “Lantas siapa lagi?” Rasul menjawab, “Ayahmu”
(HR Bukhari-Muslim)
Dalam berbakti, Allah dan Rasul mengutamakan ibu atas ayah. Mengapa bakti ibu lebih utama? Islam memberikan penghormatan karena kedekatan perasaan ibu terhadap anaknya. ibu lebih baik dalam merawat dan mengasuh anaknya daripada seorang ayah. Bentuk lain penghormatan agung terhadap ibu adalah ibu (perempuan) lebih berhak atas anak laki-lakinya, meski ia telah menikah.
Dari ‘Aisyah r.a. bertanya kepada Rasulullah SAW “Siapakah yang paling berhak atas seorang wanita?” Rasul menjawab, “Suaminya.” “Dan siapa yang paling berhak atas suami?”. Rasul menjawab “Ibunya”
(HR Hakim dan al-Bazzar, hadits hasan)