-=[ meng HITAM ~ PUTIH kan PELANGI ]=-

-=[Selamat Datang Di blog Sederhana Ini Semoga Anda Senang Dengan Yang Kami Sajikan.!!]=-

Seuntai Salam

Kugoreskan Seuntai Salam penuh kehangatan
menghempaskan angin kedukaan
Melantun seiring nyanyian hati
Bergemuruh bersama sang waktu

Mencari onggokan kata-kata indah di Samudera
Bagai menyusuri Lautan yang paling dalam
Mencoba merangkai sederet puisi
Bagai menyusun ungkapan hati yang paling indah

Tatkala mentari berkejaran dengan rembulan
Apakah engkau akan tetap di sana?
Menunggu hingga kutuangkan bait-bait yang memenuhi otakku
Seakan ingin keluar dan menumpahkannya?

Karena kutetap menyulam kata
Cermin rasa dan keasaanku
Menampar semua keangkuhanku
Dan membiarkan baitku mengisi jagat raya

Tampilkan postingan dengan label Langit. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Langit. Tampilkan semua postingan

THE PRINCIPAL THROUGHT (WAY OF LIFE) OF MINANGKABAU PEOPLE


Rumah basandi Batu house is foundationed with stone
Adat basandi alua patuik cutom based on logic
Mamakai anggo jo tanggo the use of rule of law
Sarato raso jo pareso and mutual understanding
From the above principe it could be seen that
- "Basandi Batu" (Dialectic),
- "Musyawarah Mufakat", "Alua Patuik" (logic),
- "Anggo Tanggo" (rule of law)
- "raso jo pareso" (observation).
With the interpretation as follows;
  1. Basandi batu (musyawarah) (discussion)
    Bulek aia dek pambuluah (round water couse of pipe)
    Bulek kato dek mufakat (clear word couse of discussion)
  2. Alua Patuik (logic)
    mabagi samo banyak (to devide the same portion)
    manimbang samo barek (to weight the same weight)
    To place one thing in the proper position
    The right thing in the right place
  3. Anggo Tanggo (rule of law)
    The word of "Anggo Tanggo" here states
    Anggo - Budgetting
    Tanggo - The Familly
    What means here is
    To do something basically based on the main rule and familly rule, custom and based on principal law of Minangkabau that is said " Limbago nan Sapuluah"
    Limbago nan Sapuluah (ten commandement), consist of Cupak nan Duo (the two measurement) the four rules and the four words. Cupak nan duo is ; 1)Cupak Usali (original measurement);2)Cupak Buatan (made man measurement). So that Cupak Usali means original law and Cupak Buatan means suplement law.
  4. Raso jo Pareso
    The meaning of Raso jo Pareso here is
    Raso - rasa (taste)
    Pareso - periksa (Introspektion)
    With another word Raso jo Pareso means Mutual Understanding.
    Raso Tumbuah di Dado (taste grows in heart)
    Pareso Tumbuah di Kapalo (introspection grows in brain)
Adat Bajanjang Naiak Batanggo Turun (custom in applied structurally)
Babilang dari aso counted from one
Mangaji dari alif to learn from the basic
Naiak dari janjang nan dibawah step on to from the first stair
Turun dari tanggo nan diateh down from the top stair
Kamanakan barajo kamamak = nephew obeyed the uncle
Mamaka barajo ka pangulu = uncle obeyed the chief of the familly
Pangulu barajo ka mufakat = chief of the familly obeyed the discussion
Mufakat barajo ka nanbana = discussion obeyed the truth
Bana badiri sandirinyo = the truth stand alone
From the above statement, it could be seen how democratic is the law of custom "Bajanjang Naiak Batanggo Turun", created by the two Datuk, Dt. Perpatiah nan Sabatang and Dt. Ketumanggungan.

Karenamu


Luruh rindu menderu dalam kalbu..


Bagai debu tersapu angin yang melaju..


 
Rindu menelusup ke aliran darah yang berpacu..


Menggetarkan nadi bagai lindu..


 
Mencairkan hati yang membeku..


Semua karenamu.. 

Biarkan Malam Berganti


Biarkan malam berganti dengan diam-diam..


Biarkan rembulan merangkak pelan-pelan..


 
Biarkan rasa menukik dalam-dalam..


Ke dalam hati yang sepi sediri..


 
Agar aku bebas memimpikanmu.


Di setiap denting kerinduanku..

  

Ditanyakan kepadanya


Ditanyakan kepadanya siapakah pencuri
Jawabnya: ialah pisang yang berbuah mangga
Tak demikian Allah menata
Maka berdusta ia


Ditanyakan kepadanya siapakah penumpuk harta
Jawabnya: ialah matahari yang tak bercahaya
Tak demikian sunnatullah berkata
Maka cerdusta ia


Ditanyakan kepadanya siapakah pemalas
Jawabnya: bumi yang memperlambat waktu edarnya
Menjadi kacaulah sistem alam semesta
Maka berdusta ia


Ditanyakan kepadanya sapakah penindas
Jawabnya: ialah gunung berapi masuk kota
Dilanggarnya tradisi alam dan manusia
Maka berdusta ia


Ditanyakan kepadanya siapa pemanja kebebasan
Ialah burung terbang tinggi menuju matahari
Burung Allah tak sedia bunuh diri
Maka berdusta ia


Ditanyakn kepadanya siapa orang lalai
Ialah siang yang tak bergilir ke malam hari
Sedangkan Allah sedemikian rupa mengelola
Maka berdusta ia


Ditanyakan kepadanya siapa orang ingkar
Ialah air yang mengalir ke angkasa
Padahal telah ditetapkan hukum alam benda
Maka berdusta ia


Kemudian siapakah penguasa yang tak memimpin
Ialah benalu raksasa yang memenuhi ladang
Orang wajib menebangnya
Agar tak berdusta ia


Kemudian siapakah orang lemah perjuangan
Ialah api yang tak membakar keringnya dedaunan
Orang harus menggertak jiwanya
Agar tak berdusta ia


Kemudian siapakah pedagang penyihir
Ialah kijang kencana berlari di atas air
Orang harus meninggalkannya
Agar tak berdusta ia


Adapun siapakah budak kepentingan pribadi
Ialah babi yang meminum air kencingnya sendiri
Orang harus melemparkan batu ke tengkuknya
Agar tak berdusta ia


Dan akhirnya siapakah orang tak paham cinta
Ialah burung yang tertidur di kubangan kerbau
Nyanyikan puisi di telinganya
Agar tak berdusta ia

                                                                      Dr. Emha Ainun Najib

Dari Bentangan Langit


Dari bentangan langit yang semu


Ia, kemarau itu, datang kepadamu


Tumbuh perlahan. Berhembus amat panjang


Menyapu lautan. Mengekal tanah berbongkahan menyapu hutan !


Mengekal tanah berbongkahan ! datang kepadamu,


Ia, kemarau itu dari Tuhan, yang senantia diam dari tangan-Nya.


Dari Tangan yang dingin dan tak menyapa yang senyap.


Yang tak menoleh barang sekejap.

                                                          Dr. Emha Ainun Najib

Rimba gelap di depanmu


Rimba Gelap di Depanmu
rimba gelap di depanmu
loncat masuk! -dan bukan berpikir
kapal di belakangmu musnah terbakar dan api terus bernyala-nyala
api terus berkobar, menjilat-jilat, meremuk masa silammu
sedang gelombang samudera terus menderu, mengguncang setiap pertimbangan
dan akan menerkam semua pengecut yang dungu, yang tertegun dan bimbang
terjun! - dan jangan bertanya mana jalan, berapa jauh tepian
pertanyaan mesti dibereskan dengan pertanyaan. Api yang memerah
harus menjadi perlambang bai panas jiwa, dan suara lautan
adalah gemuruh semangat, gelegak darah yang pantang bagai malaikat kegelapan,
Perempuaku'tidak untuk dijabarkan'
Adam tidak membiarkan matanya kosong bertanya-tanya kapan
dan di mana berada gunung kenikmatan, tapi Hawa yang telanjang
langsung diterkam dan direguknya! - berkat tangan gelap Tuhan
dan pecahlah keperawanan bumi. Kemudian bermula riwayat
di atas ladang-ladang misteri. - Demikianlah bayangan hidup
di mana seseorang harus hadir dan berangkat begitu saja
kekhawatiran, ketakutan, keasingan yang terbungkus dalam tiap pengamatan
itu sah milik kita dan sangatlah diperlukan, tapi kapan?
seseorang tidak boleh mati dipecundang oleh akal yang
senantiasa menipiskan harapan
seseorang harus tetap hidup sementara kaku penimbangan
membuatnya terkencing-kencing
dan bersembunyi di belakang kata-kata manis yang berdesir
lunak di telinga khalayak
tapi di manakah letak Tuhan? Di dalam kegelapan itu, di manakah
Ia berjaga sambil memainkan peranannya diamdiam?
barangkali cuma bisa dilayani dengan Iman atau beberapa
tipuan yang mengasyikkan
tetapi urusan kita hanyalah perbuatan
dan berpikir sambil berjalan
Perempuanku,
hidup kita hanyalah
menembus kelam
mengetuk setiap pintu
sambil berdebar
menanti jawaban......

                                                                                                  Dr. Emha Ainun Nadjib

Merasuk Dalam Asma Allah Semesta

Merasuk dalam asma Allah semesta
aku berjalan menerobos gerimis di hari senja
Aku dengan seluruh gelegak pesonaku
Menggenggam wajahmu. Agar sampai
Angan rinduku di keharibaanmu
Apakah namanya ini jika bukan taqarrub?
Membiaska semangat cinta kasih dalam wujud
Maka terimalah sembahyang kami, Semestaku
Janganlah berdiri kaku di situ. Ikutlah terlibat
Dalam pelukan ini. Agar mutlak peristiwa sujud kami
dapun jika sesat nafsu membakar
Itu adalah soal yang harus dperjuangkan
Itu dosa bagi perjanjian. Tapi bukan
Bagi kedamaian kita, bagi kerelaan dan pengorbanan
Allah sang Dewa Cinta
Tidaklh berpandangan kaku
atau cuci tangan
Terhadap gelombang jiwa yang ingin tenggelam
Allah
Dengan segala perbendaharaan-Nya yang mentakjubkan
Mengupas kening kita
Dan meniupkan permaafan
Seperti kau ketahui
Ia bagaikan cakrawala
kegaibannya sering tak kentara
Tapi menjamin kelelapan tidur kita
Maka supaya terjilat bayangan-Nya
Aku berjalan menerobos gerimis di suatu hari senja
Aku menerobos gerimis yang tak habisnya turun dalam jiwa
Yang membasahi nyawa
Aku ikut irama lagunya
Merasuk dalam asma Allah semesta

                                                                         Dr. Emha. Ainun Nadjib

Pembangun Rasa


Tutur indah bahasa yang kau ucap saat berbicara..


Menyirnakan segala gundah yang terasa..


 
Salam yang kau ucap saat berjumpa..


Menyapa jiwa yang dalam terasa..


 
Satu kata darimu adalah penyemangat jiwa..


Pembangun rasa…

Senyum murni


Senyum manismu nan berarti..


Bertahta dalam angan nan abadi..


Bernilai luas dalam hati..
 
Senyum yang pasti..


Bak embun yang sejukkan pagi..


Bak mentari yang hangatkan isi hati..
 
Senyummu adalah senyum murni..

 

Biar


Biarkan hujan mendinginkan harimu..


Biarkan angin membelai dirimu..
 
Biarkan kata membelai jiwamu..


Biarkan syair menyambut hadirmu..
 
Biarkan semua berjalan apa adanya..


Biarkan waktu yang membuka jalannya..

Telaga Rindu


Segunung rindu mencengkram syahdu..


Menyimpan rasa sepenuh waktu..
 
Setiap kupandang matamu..


Kulihat telaga bening di matamu..


Telaga yang meneduhkan hatiku..


Menyiram air yang membangkitkan hidupku.
 
Telaga rindu.. 

Tersenyumlah



Selamat pagi..


Tersenyumlah dengan senyum manismu hari ini..
 
Karena senyummu lebih sejuk dari pada udara pagi..


Karena senyummu lebih hangat daripada mentari pagi..


Karena senyummu dapat menyegarkan suasana..
 
Tersenyumlah..

Wahai sang putri



Embun pagi membasahi hari..


Terik mentari bersembunyi di balik pagi..
 
Selamat pagi..


Wahai sang putri..
 
Menarilah dan bernyanyilah hari ini..


Sambutlah mimpi-mimpi..


Dekaplah dan bahagialah..  

Karenamu


Kau diciptakan nyata dihadapanku..


Kau injak bumi ini dengan langkahmu..
 
Kau sibakkan tirai yang menutup hatiku..


Kau terangi hatiku lewat jendela hatimu..
 
Kau luluhknn kebisuan yang membungkam diriku..
 
Karenamu… 

Isi Hati


Saat kudilingkupi kegelapan malam..


Hanya cahaya lilin yang menerangi diri..


Aku hanya bisa bermain gitar mendendangkan isi hati.


Mengalun mengikuti nada jiwa..


Yang membuat pesona dalam kehampaan suasana.. 

Dirimu Wahai Sang Dewi


Disisimu mampu menghentikan angin yang berhembus..


Mendinginkan panasnya matahari..


Menambah panjangnya waktu..


Semua terlena olehmu..


Terlena oleh pesonamu.


Pesona keindahan dirimu..


Keindahan yang terpahat abadi dalam diri sang Dewi..

Aku Merasa

Barisan bintang yang mulai menghilang 

Di kegelapan malam tanpa sang rembulan 

Aku hanya ditemani " Seindah Cahaya" pelita 

Tapi aku tak merasa sepi 

Karena kau ada di hati 

Aku tak merasa sendiri 

Karena aku merasa kau ada di sisi 

Malam yang berlanjut….. 

Malam yang larut…..

Setitik Dari Hati

Kosongnya hati … 

Mungkin karena belum adanya pengertian 

Tuk memahami apa yang sedang terjadi 

Setiap jalan pasti ada akhir. 

Saat ini hanya ada dirimu yang ada di hati 

Semua yang kulakukan untukmu 

Semua yang kuberikan padamu 

Walaupun hanya setitik perbuatan dari hati 

Yang jauh dari apa yang harus kulakukan 

Tulus dari hatiku 

Dan kaupun tak perlu ragu 

Aku hanya ingin membahagiakan hatimu 

Dan aku hanya ingin membahagiakan hatiku

Perjuangan


Barisan bintang yang mulai menghilang


Tertutup awan….


Guruh yang mulai bersahutan…


Sepertinya kan turun hujan..


Dingin yang menerpa..


Tentu kan semakin terasa..


Mudah-mudahan kata ini


Bisa menghangatkan hatimu


Dan memayungi dirimu


Dari hujan dunia yang penuh cobaan


Dan perjuangan 

Detik


Sedetik di dekatmu…


Seakan waktu membeku tak bisa melaju..


Ia memberi kesempatan dan harapan


Lewat sebuah percakapan.


Sebuah perjalanan menemukan arti…


Sedetik zaman yang tak ingin terlewatkan…


Selamat malam…..


Kaulah percik harapan 

Reading Al-Qur'an