Allah Swt memberikan pujian terhadap
hamba-hamba-Nya yang suka bekerja keras. Terhadap orang yang belajar
disediakannya surga (Al-Hadits). Malah Allah Swt mengangkat orang-orang yang
beriman dan berilmu beberapa derajat. Jadi, bekerja keras merupakan akhlak yang
terpuji.
Tapi, adakalanya kita tidak sampai kepada cita-cita yang kita
inginkan. Padahal kita sudah beberapa kali mengulangnya pekerjaan itu. Misal,
Anda ikut UMPTN hingga tiga kali memilih universitas dan jurusan yang Anda cita-citakan.
Anda pun sudah belajar secara sungguh-sungguh. Malah Anda ikut bimbingan
belajar dengan mendatangkan guru privat les atau di pusat-pusat Bimbingan
Belajar yang bagus. Tapi hasilnya tetap saja Anda tidak lulus. Tentu saja Anda
kecewa. Dengan mengikuti gejolak emosimu, mungkin Anda akan mengatakan
"penilaian dalam UMPTN tidak objektif", "terlalu banyak peserta
yang melakukan KKN", Anda tentu atau kata-kata apa saja yang menunjukkan
kebobrokan sistem UMPTN menurut persepsi Anda. boleh saja kecewa, itu
manusiawi. Tapi Anda perlu mengembalikan semua kegagalan Anda kepada Allah Swt
dengan jalan tawakkal.
Ada pepatah yang sangat bagus:
"kegagalan adalah keberhasilan yang tertunda". Dan memang, dalam
ajaran Islam, semua yang kita kerjakan dengan sungguh-sungguh tapi gagal,
sebenarnya tidak gagal. Justru Allah Swt akan memberikan jalan lain yang lebih
baik dan lebih cocok bagi jiwa kita. Banyak sekali orang yang memaksakan
kehendaknya dengan cara-cara yang haram sekalipun. Benar, untuk tahap awal yang
dia tuju ia berhasil.
Misal, berhasil lulus di Kedokteran melalui jasa Joki.
Tapi mereka gagal di perguruan tingginya, karena sebenarnya bidang dan
perguruan tinggi yang dipilihnya itu tidak cocok. Karena itulah, tawakkal
adalah satu sikap yang cerdas dan dewasa, pilihan bagi umat yang beriman kepada
Allah dan Hari Akhir.
Dalam Al-Qur'an diungkapkan, yang artinya:
"Barangsiapa bertawakkal kepada Allah, maka Dia akan memberikan kecukupan
kepadanya. (QS At-Thalaq, 2)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar