Berbuat baik terhadap kedua ibu-bapak tidak
terbatas ketika mereka masih hidup saja, melainkan terus dilakukan walaupun
mereka telah meninggal dunia. Adapun hal-hal yang perlu dilakukan setelah kedua
ibu-bapak kalian meninggal dunia adalah:
1.Memohon
maghfirah dan rahmat Allah. Ketika seseorang meninggal dunia, maka seluruh
amalan-amalannya terputus kecuali (di antaranya) "anak yang shaleh yang
selalu mendo'akan ibu-bapaknya." Nah, do'a anak untuk kedua ibu-bapaknya
akan dikabulkan oleh Allah Swt. Jadi, permohonan pengampunan dan Rahmat Allah
tidak sebatas ketika kedua ibu-bapak masih hidup. Setelah mereka meninggal
dunia pun kita perlu
memohon maghfirah dengan bacaan yang sama,
seperti telah disebutkan di atas, yaitu:
Rabbighfir li wa li walidayya warhamhuma kama
Rabbayani shaghira.
(Ya Rabbi! Ampunilah aku dan kedua orang
ibu-bapaknya, dan kasihanilah mereka berdua sebagaimana mereka mengasihaniku di
waktu kecilku).
Rabbighfir li wa li walidayya wa lil
mu'minina yauma yaqumul hisab.
(Ya Rabbi! Ampunilah aku, kedua ibu-bapakku,
dan orang-orang yang beriman pada Hari Perhitungan (Hari Akhir)."
2.Menyambungkan silaturahmi dengan sahabat
ibu-bapak kita. Tentu kalian tahu siapakah sahabat-sahabat ibu dan ayah kalian.
Nah, kunjungilah mereka dan berbuat baiklah terhadap mereka, sebagaimana ibu
dan ayah kalian yang telah berbuat baik terhadap mereka. Dengan berbuat demikian
maka sahabat-sahabat ibu dan ayah kita tidak merasa terlalu kehilangan
sahabatnya. Demikian juga kita pun tidak terlalu merasa kehilangan orangtua,
karena sahabat-sahabat kedua orangtua kita masih dekat dengan kita.
3.Membayarkan
utang-utang ibu-bapak kita. Mungkin saja ibu dan ayah kalian punya utang kepada
sahabatnya atau kepada siapa saja. Salah satu factor penghalang masuk ke surga,
walau seorang syahid (orang yang meninggal fi sabilillah), adalah utang-utang.
Mati syahid itu sangat dipuji oleh Allah Ta'ala dan mendapat pahala yang sangat
besar. Tetapi bila si syahid itu punya utang, maka pintu surga akan tertutup
baginya hingga utang-utangnya itu lunas.
Apakah kalian tega jika kedua ibu-bapak
kalian terganjal masuk surga gara-gara mereka punya utang?
Tentu, anak yang baik akan berbuat kebaikan bagi
kedua ibu-bapaknya, di antaranya dengan membayarkan utang-utangnya. Demikian
juga utang kedua ibu-bapak kepada Allah, kita pun harus melunasinya.
Misal, ibu-bapak kita ber-nadzar (menyatakan
niatnya secara terbuka) untuk memberi bea-siswa bagi si Pulan. Tapi amalnya
belum terlaksana karena keburu meninggal. Maka kewajiban anak-anaknya untuk memberi
bea-siswa bagi si Pulan itu. Jika ibu-bapak kalian punya utang berpuasa, misal
ketika berpuasa mereka sakit dan tidak sempat diqadha, maka setelah mereka
meninggal dunia kalianlah yang melakukan qadha untuknya.