-=[ meng HITAM ~ PUTIH kan PELANGI ]=-

-=[Selamat Datang Di blog Sederhana Ini Semoga Anda Senang Dengan Yang Kami Sajikan.!!]=-

Seuntai Salam

Kugoreskan Seuntai Salam penuh kehangatan
menghempaskan angin kedukaan
Melantun seiring nyanyian hati
Bergemuruh bersama sang waktu

Mencari onggokan kata-kata indah di Samudera
Bagai menyusuri Lautan yang paling dalam
Mencoba merangkai sederet puisi
Bagai menyusun ungkapan hati yang paling indah

Tatkala mentari berkejaran dengan rembulan
Apakah engkau akan tetap di sana?
Menunggu hingga kutuangkan bait-bait yang memenuhi otakku
Seakan ingin keluar dan menumpahkannya?

Karena kutetap menyulam kata
Cermin rasa dan keasaanku
Menampar semua keangkuhanku
Dan membiarkan baitku mengisi jagat raya

Bulan Di Air

Teman..
Pada suatu ketika kita beriringan berbual mesra
Berbicara soal impian dan harapan
Berlagu melodi riang dan ceria
Menangisi perit dan derita

Bersama, kita mengejar dan menggapai bintang di langit
 

Yang tidak pasti akan menjadi milik kita
Walaupun ia tidak tergapai
Kita masih memegang utuh tali impian
Agar tidak terlepas dari genggaman

Perjalanan kita masih jauh
 

Menjadi harapan keluarga, nusa dan bangsa
Pernah kita mencipta impian untuk menggapai kejora bersama
Melangkah ke arah kejayaan bersama
Menghadapi rintangan yang datang
Pernah juga kita berbicara soal cinta
Soal pasangan igauan
Bagaimana menempuh alam dewasa
Yang tenyata cukup berliku

Andai kita tersungkur layu
 

Masih diharap sokongan bersama
Agar kembali berdiri teguh

Kita umpama pohonan kayu
 

Bersaingan mencambah daun menghijau
Mengharap sinaran cahaya
Namun masih berkait lengan
Menuju ke puncak bersama

Kini impian yang dahulunya bagai bulan dan bintang
 

Kian terdampar di lelangit bumi
Tali yang digenggami kian longgar
Menunggu waktu dilepaskan
Pohonan kayu yang utuh kian rapuh
Tiada lagi bualan mesra, impian dan harapan, melodi ceria atau tangisan derita
Semuanya lenyap...bagai bulan di air..



To : FarIq

Rahasia Langit

embun yang bagai emas pagi
kali ini lebih bersahaja
berpidato singkat tentang cinta
kehormatan
ketulusan
bertemu hari ini
memulai
untuk meninggalkan.
dan menyibak rahasia langit
yang terlukis didinding temaran malam


saat senyum rembulan
disambut gugusan bintang
dengan lelucon palsu
beriringan kenirwana
bercumbu di balik awan


kecemas bintang akan datangnya pagi
yang akan merenggut fantasi malam
terkesima oleh sebuah janji keabadian
ikhlaskan mahkota titipan surga
kala rebah ditaman angan


fajar menyinsing di ufuk timur
lenyapkan senandung malam yang tadi syahdu
bintang pun masih termangu mencari arah
terhuyung disesal kedunguan


jalan kasih yang tadi berpagar rindu
berganti jalan kenangan berdinding luka
dengan kisah yang kerap meronta
distiap sisi kehidupan
yang setapak tertinggalkan


hanya pekat kabut yang jadi saksi
saat para pecundang cinta
bertutur dan menodai cinta
hilangkan makna embun
lambang kesucian di ujung malam

Diamku


Kala mentari menari di atas dunia
Kala cinta mempesona diatas jiwa
Lantunan namamu terucap dari sebait syair
Laksana kata-kata yang menyihir
Membuat hati tak ingin sesaat tanpamu

Dikala ku jauh darimu
Yang ku ingat
Hanya matamu yang mampu bangkitkan jiwa

Tapi saat ku dekat dirimu
Tiada kata yang terucap
Tiada syair yang bisa ku ungkap
Walau tanyamu inginkan aku menjawab
Adakah kisah kita kan slalu ku ingat

Maaf… jika aku hanya terdiam
Walau aku tahu
Bisu tak kan mampu mengetuk kalbu

Namun ku masih simpan harap
Engkau mengerti rasaku walau isyarat
Pun disetiap dentang waktu
Dihati ini terselubung rindu
Dan…
Kejujuran hati yang aku ingin kau tahu
Diamku… bukan berarti bisuku
Diamku… bukan berarti aku tak bias menjawabnya
Diamku… bukan karena aku tak cinta
Diamku… karena aku takut kehilanganmu

Atas Nama Bunda


Sobat…!
Bukankah nyawa sama kita dapat malam
Diikhwal kegelapan pekat
Saat kapal terombang-ambing gelombang
Dikesunyian yang berkarat

Saat sang fajar datang
Malaikat pun menyulam sari sutra
Dari balik mihrab bercahaya
Sebagai bingkisan untuk bunda

Dari sebuah kehampaan
Bidadari pun tlah ajarkanmu
Untuk menari di atas gelombang

Tapi…. mengapa kau ludahi tanah ketika kau bermimpi terbang ke awan ?
Bagaimana mungkin kau mampu melukis pelangi di dalam kabut ?
Sedangkan istanamu gubuk para budak-budak dunia durjana

Sekarang….
Buanglah keangkuhan anganmu
Lalu pulanglah !
Sulap gubukmu sebagai istana untuk bunda
Ratukan dia agar semesta pun bangga
Melihat ibundamu bagai bidadari Syurga, di kemayaan dunia
Ayolah sobat….!!
Rasakan getar nurani itu
Itu…..
Itu….
Ibumu….
Ibumu….
Ibumu….
Bukan karena aku malu kau tak bisa dibangga
Tapi karena aku malu tak mampu buat kamu bangga
Sedang aku ingin kau dan aku
Pantas bangga atas nama bunda

Reading Al-Qur'an