-=[ meng HITAM ~ PUTIH kan PELANGI ]=-

-=[Selamat Datang Di blog Sederhana Ini Semoga Anda Senang Dengan Yang Kami Sajikan.!!]=-

Seuntai Salam

Kugoreskan Seuntai Salam penuh kehangatan
menghempaskan angin kedukaan
Melantun seiring nyanyian hati
Bergemuruh bersama sang waktu

Mencari onggokan kata-kata indah di Samudera
Bagai menyusuri Lautan yang paling dalam
Mencoba merangkai sederet puisi
Bagai menyusun ungkapan hati yang paling indah

Tatkala mentari berkejaran dengan rembulan
Apakah engkau akan tetap di sana?
Menunggu hingga kutuangkan bait-bait yang memenuhi otakku
Seakan ingin keluar dan menumpahkannya?

Karena kutetap menyulam kata
Cermin rasa dan keasaanku
Menampar semua keangkuhanku
Dan membiarkan baitku mengisi jagat raya

Karenamu


Luruh rindu menderu dalam kalbu..


Bagai debu tersapu angin yang melaju..


 
Rindu menelusup ke aliran darah yang berpacu..


Menggetarkan nadi bagai lindu..


 
Mencairkan hati yang membeku..


Semua karenamu.. 

Misteri Hati


Terlupa sejenak anganku namun engkau hadir kembali..


Cukup sudah aku menyadari..


Bahwa kau adalah rasa..


Rasa yang takkan sirna..


Bahwa kau adalah hati..


Hati yang takkan pergi..


Aku mengerti..


Aku memahami..


Bahwa hati penuh misteri..


Begitu juga hatimu..

Biarkan Malam Berganti


Biarkan malam berganti dengan diam-diam..


Biarkan rembulan merangkak pelan-pelan..


 
Biarkan rasa menukik dalam-dalam..


Ke dalam hati yang sepi sediri..


 
Agar aku bebas memimpikanmu.


Di setiap denting kerinduanku..

  

Namamu


Berhamburan namamu kukenang..


Meluruhkan rasa yang terus datang..


 
Beterbangan pesona memenuhi alam pikiranku..


Mengingat hari-hari indah bersamamu..


 
Menutupi mataku mengukir nostalgia saat bersamamu..

Cahaya Yang Padam


Cahaya yang padam..


Lilin yang temaram..


 
Saat gelap mencengkram dalam geapnya malam..


Hanya bayangmu yang bias menerangi alam pikiran..


Hanya senyummu yang membuat senyumku..


 
Hanya tawamu yang membuat tawaku berarti..

 

Ditanyakan kepadanya


Ditanyakan kepadanya siapakah pencuri
Jawabnya: ialah pisang yang berbuah mangga
Tak demikian Allah menata
Maka berdusta ia


Ditanyakan kepadanya siapakah penumpuk harta
Jawabnya: ialah matahari yang tak bercahaya
Tak demikian sunnatullah berkata
Maka cerdusta ia


Ditanyakan kepadanya siapakah pemalas
Jawabnya: bumi yang memperlambat waktu edarnya
Menjadi kacaulah sistem alam semesta
Maka berdusta ia


Ditanyakan kepadanya sapakah penindas
Jawabnya: ialah gunung berapi masuk kota
Dilanggarnya tradisi alam dan manusia
Maka berdusta ia


Ditanyakan kepadanya siapa pemanja kebebasan
Ialah burung terbang tinggi menuju matahari
Burung Allah tak sedia bunuh diri
Maka berdusta ia


Ditanyakn kepadanya siapa orang lalai
Ialah siang yang tak bergilir ke malam hari
Sedangkan Allah sedemikian rupa mengelola
Maka berdusta ia


Ditanyakan kepadanya siapa orang ingkar
Ialah air yang mengalir ke angkasa
Padahal telah ditetapkan hukum alam benda
Maka berdusta ia


Kemudian siapakah penguasa yang tak memimpin
Ialah benalu raksasa yang memenuhi ladang
Orang wajib menebangnya
Agar tak berdusta ia


Kemudian siapakah orang lemah perjuangan
Ialah api yang tak membakar keringnya dedaunan
Orang harus menggertak jiwanya
Agar tak berdusta ia


Kemudian siapakah pedagang penyihir
Ialah kijang kencana berlari di atas air
Orang harus meninggalkannya
Agar tak berdusta ia


Adapun siapakah budak kepentingan pribadi
Ialah babi yang meminum air kencingnya sendiri
Orang harus melemparkan batu ke tengkuknya
Agar tak berdusta ia


Dan akhirnya siapakah orang tak paham cinta
Ialah burung yang tertidur di kubangan kerbau
Nyanyikan puisi di telinganya
Agar tak berdusta ia

                                                                      Dr. Emha Ainun Najib

Dari Bentangan Langit


Dari bentangan langit yang semu


Ia, kemarau itu, datang kepadamu


Tumbuh perlahan. Berhembus amat panjang


Menyapu lautan. Mengekal tanah berbongkahan menyapu hutan !


Mengekal tanah berbongkahan ! datang kepadamu,


Ia, kemarau itu dari Tuhan, yang senantia diam dari tangan-Nya.


Dari Tangan yang dingin dan tak menyapa yang senyap.


Yang tak menoleh barang sekejap.

                                                          Dr. Emha Ainun Najib

Begitu Engkau Bersujud


Begitu engakau bersujud, terbangunlah ruang
yang kau tempati itu menjadi sebuah masjid
Setiap kali engkau bersujud, setiap kali
pula telah engkau dirikan masjid
Wahai, betapa menakjubkan, berapa ribu masjid
telah kau bengun selama hidupmu?
Tak terbilang jumlahnya, menara masjidmu
meninggi, menembus langit, memasukialam makrifat
Setiap gedung, rumah, bilik atau tanah, seketika
bernama masjid, begitu engkau tempati untuk bersujud
Setiap lembar rupiah yang kau sodorkan kepada
ridha Tuhan, menjelma jadi sajadah kemuliaan
Setiap butir beras yang kau tanak dan kau tuangkan
ke piring ke-ilahi-an, menjadi se-rakaat sembahyang
Dan setiap tetes air yang kau taburkan untuk
cinta kasih ke-Tuhan-an, lahir menjadi kumandang suara adzan
Kalau engkau bawa badanmu bersujud, engkaulah masjid
Kalau engkau bawa matamu memandang yang dipandang
Allah, engkaulah kiblat
Kalau engkau pandang telingamu mendengar yang
didengar Allah, engkaulah tilawah suci
Dan kalau derakkan hatimu mencintai yang dicintai
Allah, engkaulah ayatullah
Ilmu pengetahuan bersujud, pekerjaanmu bersujud,
karirmu bersujud, rumah tanggamu bersujud, sepi
dan ramaimu bersujud, duka deritamu bersujud
menjadilah engkau masjid

                                         Dr. Emha Ainun Najib

Bisakah Kiranya


bisakah kiranya kuharapkan godaan


bisakah kiranya sekilas kau membayang


bisakah kiranya kurebahkan kejemuan


bisakah kiranya bangit dari kebekuan


bisakah kiranya lenyap dari kesadaran


bisakah kiranya dalam alpa aku tenggelam


bisakah kiranya dalam pelukanmu kucipta nyanyian

                                                 Dr. Emha Ainun Nadjib

Jika Kaucium


maka jika kaucium punggung jari tanganku, kakukira aku akan
berbusung dada bagai sesat hati si raja dungu yang lupa siapa
berdiri di belakang tabir putih nurani rakyatnya?
siapa, kautahu. Siapa?
atau kausangka aku segera berpikir hal cengeng menang kalah perang?
dan meledakkan gemerincing belenggu serta lagu pahit seorang budak belian?
ataukah terhalang kekhusyukanmu oleh kesombongan dungu tentang harga
topeng manis dari rasa malu yang diam-diam, serta tentang kemerdekaan?
kemerdekaan! betapa perkasa nyanyi kemerdekaan!
o, mimpi kisruh kemanusiaan! - ingatlah bahwa kita tak bisa
lepas terbang seperti burung-burung
sambil memiliki bening dan mutlaknya cinta, tanpa diganggu
akal yang sok dan liku nasib yang licik
dan apa sih harga? kebanggaan-kebanggaan tercecer di pinggir jalan?
pembelaan setiap kali kepergok dan kedodoran atau pisau yang keliru ditikamkan?
sungguh tak pantas mukanya nongol dalam tuntas keringat
kita dan jangan sekali-kali menghambat gemuruh darah yang tegang bersenyawa
Perempuanku! - itu isyarat Tuhan
penderitaan adalah perlambang
di sisi seribu kebetulan dan hal-hal remeh yang mengisyaratkan
kukira sang penjaga di ubun
di kaki
di punggung
di pundak
di kedua tangan
dan segenap ruang, menyeretku
begitu saja, sambil memberiku rasa sakit
yang sama denganmu!
kemudian tumbuh semacam dahaga
kekeringan di tenggorokan jiwaku
yang hanya basah oleh liurmu
dan apa artinya merdeka? jika ia tak bebas
mencari wujudnya!

                                                                         Dr. Emha Ainun Nadjib

Rimba gelap di depanmu


Rimba Gelap di Depanmu
rimba gelap di depanmu
loncat masuk! -dan bukan berpikir
kapal di belakangmu musnah terbakar dan api terus bernyala-nyala
api terus berkobar, menjilat-jilat, meremuk masa silammu
sedang gelombang samudera terus menderu, mengguncang setiap pertimbangan
dan akan menerkam semua pengecut yang dungu, yang tertegun dan bimbang
terjun! - dan jangan bertanya mana jalan, berapa jauh tepian
pertanyaan mesti dibereskan dengan pertanyaan. Api yang memerah
harus menjadi perlambang bai panas jiwa, dan suara lautan
adalah gemuruh semangat, gelegak darah yang pantang bagai malaikat kegelapan,
Perempuaku'tidak untuk dijabarkan'
Adam tidak membiarkan matanya kosong bertanya-tanya kapan
dan di mana berada gunung kenikmatan, tapi Hawa yang telanjang
langsung diterkam dan direguknya! - berkat tangan gelap Tuhan
dan pecahlah keperawanan bumi. Kemudian bermula riwayat
di atas ladang-ladang misteri. - Demikianlah bayangan hidup
di mana seseorang harus hadir dan berangkat begitu saja
kekhawatiran, ketakutan, keasingan yang terbungkus dalam tiap pengamatan
itu sah milik kita dan sangatlah diperlukan, tapi kapan?
seseorang tidak boleh mati dipecundang oleh akal yang
senantiasa menipiskan harapan
seseorang harus tetap hidup sementara kaku penimbangan
membuatnya terkencing-kencing
dan bersembunyi di belakang kata-kata manis yang berdesir
lunak di telinga khalayak
tapi di manakah letak Tuhan? Di dalam kegelapan itu, di manakah
Ia berjaga sambil memainkan peranannya diamdiam?
barangkali cuma bisa dilayani dengan Iman atau beberapa
tipuan yang mengasyikkan
tetapi urusan kita hanyalah perbuatan
dan berpikir sambil berjalan
Perempuanku,
hidup kita hanyalah
menembus kelam
mengetuk setiap pintu
sambil berdebar
menanti jawaban......

                                                                                                  Dr. Emha Ainun Nadjib

Merasuk Dalam Asma Allah Semesta

Merasuk dalam asma Allah semesta
aku berjalan menerobos gerimis di hari senja
Aku dengan seluruh gelegak pesonaku
Menggenggam wajahmu. Agar sampai
Angan rinduku di keharibaanmu
Apakah namanya ini jika bukan taqarrub?
Membiaska semangat cinta kasih dalam wujud
Maka terimalah sembahyang kami, Semestaku
Janganlah berdiri kaku di situ. Ikutlah terlibat
Dalam pelukan ini. Agar mutlak peristiwa sujud kami
dapun jika sesat nafsu membakar
Itu adalah soal yang harus dperjuangkan
Itu dosa bagi perjanjian. Tapi bukan
Bagi kedamaian kita, bagi kerelaan dan pengorbanan
Allah sang Dewa Cinta
Tidaklh berpandangan kaku
atau cuci tangan
Terhadap gelombang jiwa yang ingin tenggelam
Allah
Dengan segala perbendaharaan-Nya yang mentakjubkan
Mengupas kening kita
Dan meniupkan permaafan
Seperti kau ketahui
Ia bagaikan cakrawala
kegaibannya sering tak kentara
Tapi menjamin kelelapan tidur kita
Maka supaya terjilat bayangan-Nya
Aku berjalan menerobos gerimis di suatu hari senja
Aku menerobos gerimis yang tak habisnya turun dalam jiwa
Yang membasahi nyawa
Aku ikut irama lagunya
Merasuk dalam asma Allah semesta

                                                                         Dr. Emha. Ainun Nadjib

Pembangun Rasa


Tutur indah bahasa yang kau ucap saat berbicara..


Menyirnakan segala gundah yang terasa..


 
Salam yang kau ucap saat berjumpa..


Menyapa jiwa yang dalam terasa..


 
Satu kata darimu adalah penyemangat jiwa..


Pembangun rasa…

Telaga rindu


Segunung rindu mencengkram syahdu..


Menyimpan rasa sepenuh waktu..
 
Setiap kupandang matamu..


Kulihat telaga bening di matamu..


Telaga yang meneduhkan hatiku..


Menyiram air yang membangkitkan hidupku.


 
Telaga rindu.. 

Biar


Biarkan hujan mendinginkan harimu..


Biarkan angin membelai dirimu..
 
Biarkan kata membelai jiwamu..


Biarkan syair menyambut hadirmu..
 
Biarkan semua berjalan apa adanya..


Biarkan waktu yang membuka jalannya..  

Reading Al-Qur'an